Makna Paes Ageng Yogyakarta yang Dipakai Erina Gudono di Riasan Akad Nikah

Makna Paes Ageng Yogyakarta yang Dipakai Erina Gudono di Riasan Akad Nikah

Akad Nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (YouTube/Presiden Jokowi)--

RADARLAMPUNG.CO.ID –Putra bungsu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dan Erina Gudono telah melangsungkan akad nikah pada Sabtu, 10 Desember 2022.

Akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono digelar di Pendopo Agung Royal Ambarukmo, Yogyakarta.

Dalam acara sakral tersebut, ada hal yang menarik perhatian para tamu undangan serta masyarakat di Tanah Air yaikni Paes Ageng yang dikenakan oleh sang mempelai wanita pada riasan wajahnya.

Bukan hanya aksesoris biasa, Paes Ageng rupanya bukan riasan sembarangan karena dalam sejarahnya tidak semua orang bisa memakainya melainkan hanya keturunan bangsawan Sri Sultan Hamengkubuwono saja yang diperbolehkan untuk mengenakannya.

BACA JUGA:Deretan Camilan yang Sering Dijumpai di Indonesia, Terinspirasi dari Makanan Asal Belanda

Selain fakta menarik dalam sejarahnya, Paes Ageng juga memiliki mitos dibaliknya yang menggambarkan tentan kehidupan sang pengantin yang mengenakannya usai melakukan pernikahan.

Dilansir Radarlampung.co.id dari laman bpad.jogjaprov.go.id pada Sabtu, 10 Desember 2022. Paes Ageng rupanya menyimpan filosofi tersendiri di Yogyakarta.

Terdapat filosofi dibalik riasan pengantin yang mengenakan Paes Ageng Yogyakarta dalam acara pernikahannya yakni tentang perempuan, doa, dan harapan.

Paes Ageng Yogyakarta konon memiliki makna yang sakral bagi para periasnya, di mana seorang juru rias tidak diperbolehkan sembarangan dalam mengoleskan pola paes ke kepala pengantin yang mengenakannya.

BACA JUGA:Tips Menyimpan Daun Seledri Agar Tetap Harum dan Segar

Masyarakat Jawa yang masih kental dengan adat istiadat yang sudah ada secara turun temurun percaya, bahwa seorang perias memiliki kekuatan batin serta kebersihan diri yang baik. Maka hasil siaran mereka akan terlihat cantik, bersinar, serta molek saat dilihat oleh semua orang yang melihat sang pengantin.

Sebaliknya, jika juru rias mengukir Paes Ageng secara sembarangan dan tanpa hati yang bersih. Maka ukirannya akan terlihat mengganggu seakan itu hanya benda biasa yang mengganggu dan ditempelkan ke kepala pengantin wanita.

Bentuk Paes juga dinilai menggambarkan sebagai bentuk harapan bagi kedua pengantin dalam kehidupan mereka pasca pernikahan.

Oleh sebab itu, bagi masyarakat Jawa khususnya riasan Paes bukanlah sekedar menambah kecantikan belaka melainkan sebagai doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mendapatkan keberkahan.  (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: