Anggota DPRD Pringsewu Berperan Turunkan Stunting

Anggota DPRD Pringsewu Berperan Turunkan Stunting

Anggota DPRD Pringsewu Rahwoyo turun langsung dalam upaya penurunan jumlah angka stunting di kabupaten itu. --

PRINGSEWU, RADARLAMPUNG.CO.ID - Anggota DPRD Pringsewu Rahwoyo ikut berperan aktif dan berupaya menurunkan jumlah angka stunting di kabupaten itu. 

Salah satunya dengan memberikan dan menyalurkan bantuan makanan peningkatan gizi kepada 17 kepala keluarga (KK) yang memailiki balita penderita stunting di Pekon Yogyakarta, Kecamatan Gadingrejo. 

Selain itu memberikan bantuan kepada 19 KK yang memiliki balita dengan berat badan kurang (underweight). 

Rahwoyo mengatakan, sebagai wakil rakyat dirinya berusaha merespons cepat berkoordinasi bidan desa dan kepala pekon serta ketua kader kesehatan pekon untuk melakukan pemetaan.

BACA JUGA: Jubir Rektor Era Karomani, Kahfie Nazarudin Meninggal Dunia

Kemudian langkah secara kongkret membantu mengatasi menurunkan angka stunting di Pringsewu. 

”Kita memberikan bantuan peningkatan gizi berupa makanan sehat dan program berupa bantuan ayam ternak per kelompok dengan dukungan bidan desa, para kader dan  kepala pekon," kata Rahwoyo.

Kader Partai Gerindra ini berharap program bantuan itu secepatnya bisa memberikan dampak yang baik untuk mengurangi angka kemiskinan dan stunting di Pringsewu. 

"Jadi, salah satu penyebeb stunting bukan hanya karena kurangnya makanan bergizi. Tetapi pola makan sehat yang kurang dipahami bagi ibu mempunyai anak. Sehingga pertumbuhan anak kurang maksimal,” tegasnya. 

BACA JUGA: Plh. Bupati Lampung Barat: Jelang Nataru, Pastikan Stok Pangan Terpenuhi!

Sementara Kabid Kesehatan Masyarakat Rahmadi diwakili Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Pringsewu Tri Nova Nurhayati mengatakan, tahun 2021 lalu angka stunting di kabupaten itu mencapai 1845 balita atau 6,50 persen.

Sedangkan di tahun 2022, angka stunting mengalami penurunan menjadi 1.640 balita atau 5,50 persen. 

"Jumlah angka stunting di Pringsewu sudah mengalami penurunan 5,50 persen dari tahun sebelumnya. Kita mengambil data perhitungan satu periode, dimulai bulan tumbuh kembang balita dari pengukuran tinggi badan sejak Februari sampai Agustus," kata Tri Nova. 

Menurut Tri Nova, kasus stunting merupakan masalah kesehatan. Di mana, tinggi badan seorang anak tidak sesuai dengan umurnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: