Mahasiswa Gelar Aksi, Dorong Pilrek Universitas Lampung Bersih dan Hasilkan Pemimpin Berintegritas

BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Gabungan aliansi mahasiswa Universitas Lampung (Unila) melakukan aksi di tengah proses penetapan tiga calon rektor (carek), Kamis 22 Desember 2022. 

Dalam aksi di depan Rektorat tersebut, mahasiswa membawa poster menentang rektor yang bersangkut-paut dengan korupsi, kolusi dan nepotisme.

Mahasiswa meminta Senat Universitas Lampung harus bersih dan menjauhi unsur-unsur kepentingan luar. Kemudian menginginkan rektor yang bersih, tidak berurusan dengan partai politik.

Koordinator lapangan Ikhwan Chaniago mengatakan, aksi damai ini bertujuan untuk mendorong pemilihan rektor bersih dengan harapan terciptanya pemimpin yang berintegritas.

BACA JUGA: Besok, Tiga Calon Rektor Universitas Lampung Ditetapkan

BACA JUGA: Prof. Muhajir Utomo: Pemilihan Rektor Universitas Lampung Tahun Ini Berat

"Kami ingin memiliki rektor yang benar-benar bersih. Karena kami merasa saat Unila berada pada tingkat yang tinggi, langsung terhantam musibah. Kami tidak ingin hal yang memalukan itu terulang lagi," tegas Ikhwan Chaniago.

Selain itu, ada beberapa tuntuan yang juga disuarakan dalam aksi tersebut. Khususnya meminta transparansi dari panitia penyelenggara Pilrek Unila 2022.

"Pertama, Pilrek harus bebas korupsi. Panitia harus transparansi, menolak politik praktis. Kami sangat menolak calon yang masih terlibat dalam proses hukum. Kami mengingatkan kepada siapapun itu," tandasnya.

Diketahui, Kamis 22 Desember 2022, delapan bakal calon rektor dijadwalkan memaparkan visi misi dan program kerja dihadapan 47 anggota senat.

BACA JUGA: Paparan Visi Misi di GSG, Bacarek Ditanya Cara Memulihkan Nama Universitas Lampung Hingga Senyuman Pemimpin

BACA JUGA: Hari Terakhir Sosialisasi Visi Misi, Bakal Calon Rektor Universitas Lampung Ditanya Soal Integritas

Proses selanjutna menentukan tiga calon Rektor Universitas Lampung.

Delapan bakal calon rektor yang menyampaikan pemaparan adalah Prof. Asep Sukohar; Dr. Ayi Ahadiat; Prof. Hamzah; Prof. Lusmeilia Afriani; Dr. Marselina; Prof Murhadi; Dr. Nairobi dan Prof. Suharso. (*)

Sumber: