Terancam, Ribuan Sekolah tak Bisa Ikut SNBP Tahun 2023

Terancam, Ribuan Sekolah tak Bisa Ikut SNBP Tahun 2023

Pengabdian kepada masyarakat skema sekolah binaan di SMAN 11 Bandar Lampung yang dilakukan Universitas Teknokrat Indonesia. FOTO MELIDA ROHLITA/RADARLAMPUNG.CO.ID--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Sebanyak Tiga ribu sekolah dan 70 ribuan siswa dinyatakan tidak bisa mengikuti seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2023 ini. 

Sekretaris Eksekutif Seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru (SNPMB) Bekti Cahyo Hidayanto mengungkapkan alasan mengapa ribuan sekolah dan siswa tersebut tidak bisa mengikuti seleksi tersebut, ialah karena keterlambatan calon peserta memasukan data pada laman resmi SNPMB.

BACA JUGA:Hati-hati! Lewat Jalur Ini, Kendaraan Bisa Tergelincir

"Pada umumnya, masalah mereka (sekolah, red) terlambat memasukan nilai pada sistem kami," katanya, belum lama ini saat sosisalisasi PMB di Unpad, Bandung.

Padahal tim seleksi sendiri telah memberikan rentan waktu memasukan data dan nilai prestasi siswa selama satu bulan dan baru saja ditutup pada tanggal 9 Februari yang lalu.

BACA JUGA:Pura-Pura Mancing Ikan, Ternyata Bandit Pencuri Motor

"Tiga hari sebelum penutupan kemarin jumlah sekolah yang mempermanenkan datanya baru sepertiga, dan selebihnya dua pertiga sekolah berusaha mengirimkan data permanen nilai, sampai waktu tenggat kesulitan mengakses sistem. Jadi semua berebut mau mengisi, padahal nilainya banyak," ungkapnya.

Menurut Bekti, Permasalahnya banyak dari sekolah yang belum selesai mengisikan nilai siswa. Padahal, sekolah telah memberikan rapor bagi siswa sejak dari semester I hingga V yang berakhir pada Desember 2022.

BACA JUGA:BRI Peduli Salurkan Bantuan Mesin Kapal, Dorong Aktivitas Ekonomi Nelayan di Labuan Bajo

"Di SNPB tidak ada mata pelajaran yang diunggulkan dari yang lainm Jadi semua harus diambil rata, belum lagi siswa satu jurusan tapi beda kelas jadi maraklah upgrade nilai," tegasnya.

Disisi lain, sekolah tidak memiliki tim operator untuk memasukan data dan nilai para siswa hingga akhirnya diserahkan pada guru senior dimana merek perlu bekerja keras untuk memahami itu sendiri.

BACA JUGA:Buka TOT Low Cost Precision Farming di Lampung, Mentan Minta Generasi Muda Lampung Membangkan Pertanian Dengan

" yang mengakibatkan kesalahan data dan nilai lalu berujung pada kerugian sekolah dan siswa mereka," pungkasnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: