Oknum Guru Ngaji Cabuli Murid, Kemenag Diminta Turun Tangan

Oknum Guru Ngaji Cabuli Murid, Kemenag Diminta Turun Tangan

Akibat dugaan ancaman itu, hingga membuat oknum guru ngaji tersebut mencabuli salah satu muridnya, RH (18)--

RADARLAMPUNG.CO.ID - ''Murid harus patuh terhadap gurunya. Jika tidak patuh kepada guru, tidak usah belajar ngaji lagi!" Dugaan Ancaman ini dilontarkan ES (43), guru ngaji di Tempat Pendidikan Alquran (TPA), Kampung Sumberkaton, Kecamatan Seputihsurabaya, Lampung Tengah.

Akibat dugaan ancaman itu, hingga membuat oknum guru ngaji tersebut mencabuli salah satu muridnya, RH (18).

ES diamankan Polsek Seputihsurabaya, Jumat (28/4) pukul 01.30 WIB. Kasus ini dilaporkan oleh orang tua korban PT (47) yang tak terima anaknya jadi pelampiasan nafsu bejat tersangka.

Kapolsek Seputihsurabaya Iptu Jufriyanto menyatakan perbuatan bejat oknum guru ngaji ini dilakukan sejak 2019 hingga November 2022 di asrama TPA ketika korban masih berusia 14 tahun.

BACA JUGA:Lampung Sebagai 'Prototype' Pemilu dan Pilkada Serentak 2024

"Kasus ini terbongkar setelah korban menceritakan kepada orang tua korban pada Apri 2023," katanya.

Perbuatan bejat tersangka, kata mantan Kanit Kamneg Satintelkam Polres Lamteng ini, dilakukan berulang kali.

"Berulang kali perbuatan bejat dilakuan tersangka. Baik pagi, siang, dan dini hari ketika korban selesai ngaji. Perbuatan ada yang dilakukan di dapur rumah tersangka, kamar asrama TPA, dan di musala belakang rumah tersangka," ujarnya.

Modusnya membujuk dan merayu korban hingga mengancam korban tidak usah belajar ngaji lagi jika tak patuh pada guru.

BACA JUGA:Peraih Medali Olimpiade, Greysia Polii Melahirkan Anak Perempuan Pertamanya

''Korban dirayu bahwa murid harus patuh terhadap gurunya. Jika tidak patuh kepada guru, tidak usah belajar ngaji di tempatnya lagi. Dari rayuan dan ancaman itu, korban tak berani melawan. Tersangka berhasil melampiaskan nafsu bejatnya," ungkapnya.

Ditanya apakah tersangka sudah sudah punya istri dan anak, Jupriyanto menyatakan sudah berkeluarga.

"Sudah punya istri dan dua anak. Tapi saat melakukan aksi bejat, istri dan anaknya sedang tak ada di rumah," katanya.

Kasus ini, kata Jupriyanto, masih terus dikembangkan karena kemungkinan ada korban lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: