Tak Dibudidayakan, Buah Rukam Rasa Manis Sepat Langka
Buah rukam atau rukem memang tak familier di telinga masyarakat sekarang ini.--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Buah rukam atau rukem memang tak familier di telinga masyarakat sekarang ini.
Ya, tak semua tahu dengan buah rukam atau rukem (flacourtia rukam). Pohon buah rukam yang biasanya tumbuh liar di hutan-hutan dan pekarangan rumah kini mulai langka karena jarang ditanam atau dibudidayakan.
Kayu pohon rukam sangat keras dan berduri biasanya dibuat antan atau galah pedati. Tinggi pohon ini, bisa mencapai 15 meter. Buahnya rasanya sepat.
Namun, rasa sepat akan hilang jika rukam yang sudah masak dipijat-pijat dahulu sebelum dimakan. Rasa manis dan masam terasa di lidah.
BACA JUGA:Lagi Naik Haji? Coba Pakai Telkomsel Paket RoaMAX Haji, Roaming Lengkap dengan Harga Terjangkau
Buah rukam ini mengandung Vitamin C banyak manfaat lho. Seperti berguna untuk melindungi tubuh dari serangan infeksi, serta meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka dan kebal terhadap virus, bakteri, dan kuman penyakit.
Bahkan, Vitamin C ini sangat dibutuhkan untuk kolagen, protein, dan struktur utama yang ditemukan pada jaringan ikat.
Dengan mengkonsumsi buah rukem, berbagai masalah luka pada tubuh dapat disembuhkan lebih cepat. Termasuk radang dan sakit kepala.
Vitamin C ini penting untuk mengontrol alergi terhadap demam dan juga mengurangi kadar histamin yang akan menurunkan demam dengan lebih cepat.
BACA JUGA:Ini Tanda-Tanda Orang Akan Meninggal Dunia,Tujuh Hari Sebelum Malaikat Menjemput
Buah rukam juga dipercaya mampu memperlancar buang air besar. Sebab, buah ini mengandung serat alami yang banyak.
Buah rukam pun dipercaya mampu melindungi tubuh karena memperkuat sistem imun tubuh.
Buah rukam matang yang berwarna merah tua ternyata bisa dimakan langsung maupun diolah menjadi selai, jelly, atau juga manisan.
Buah rukam juga bisa dijadikan tambahan dalam salad dan makanan sampingan. Buah yang masih muda ternyata mengandung tannin yang dijadikan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit diare dan disentri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: