Produksi Terancam Turun, Petani Butuh Bantuan Agri Input
Foto ilustrasi sawah. (Pixabay/erlianzakia)--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Datangnya musim kemarau diramalkan akan berdampak terhadap produksi padi petani di Lampung.
Hal itu terlihat dari mulai turunnya volume produksi saat ini dibanding panen tahun lalu.
Menurut Wayan, salah satu petani padi di Lampung Timur, produksi padi tahun ini tidak sebagus tahun lalu akibat musim kemarau dan penyakit.
Petani juga terancam tidak dapat bercocok tanam di musim tanam selanjutnya akibat minimnya pasokan air.
Sebenarnya, pemerintah telah menyediakan saluran irigasi di sekitar lahan persawahannya, namun sudah 10 tahun tidak teraliri air.
Sawah-sawah tersebut kemudian mengandalkan pengairan dari sebuah sumur yang mampu menampung air hujan, namun di musim ini airnya tidak tersedot pompa akibat terlalu dalam.
“Melihat situasinya, tahun ini mungkin terancam gagal panen,” kata Wayan saat dihubungi.
Dia berharap ada bantuan sumur bor dari pemerintah untuk membantu pengairan karena kemampuan petani terbatas.
Salah satunya mengenai kedalaman sumur yang telah ditetapkan dalam peraturan.
Berdasarkan pengalamannya, panennya tahun ini hanya menghasilkan 6 ton per hektare (ha) dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 7,2 ton per ha.
Produksi di lahannya tersebut tergolong lebih baik dibanding petani lainnya yang produksinya lebih rendah akibat serangan hama dan penyakit.
Selain itu, petani juga kesulitan memperoleh pupuk subsidi saat diperlukan.
Hal serupa juga dirasakan Petani laimya Wahyudi, yang menyebut, hasil panennya tahun ini hanya 4,8 ton per ha. Sedangkan tahun lalu dia menghasilkan 5,5-6 ton per ha.
Meski demikian, penurunan produksi tersebut tertolong oleh kenaikan harga gabah sehingga dia mampu mengantongi Rp 26 juta per ha pada panen tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: