Alumninya Terkendala PPDB SMA Jalur Zonasi, Kepala SMPN 20 Bandar Lampung Buka Suara

Alumninya Terkendala PPDB SMA Jalur Zonasi, Kepala SMPN 20 Bandar Lampung Buka Suara

SMPN 20 Bandar Lampung, di Jl Utung Suropati, Bandar Lampung.-Melida Rohlita-

Pantauan Radarlampung.co.id, di SMAN 5 Bandar Lampung terlihat banyak orang tua yang datang menanyakan informasi dan tatacara pendaftaran.

Mulai dari TNI, Polri, pedagang, hingga masyarakat biasa ramai datang menanyakan mekanisme jalur-jalu-jalur di atas.

BACA JUGA:427 Ekor Sapi di Lampung Utara Terjangkit LSD, Ini Penyebabnya

Ya, meskipun pengumuman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan PPDB sudah ada sejak bulan lalu, para orang tua memilih datang langsung ke sekolah supaya mendapatkan kepuasan.

Di antara para orang tua calon pendaftar yang menanyakan bagaimana cara mendaftar, ada Selvi warga Way Hui, Jati Agung, yang mengaku kesulitan dalam mendaftarkan anaknya ke SMAN 5 Bandar Lampung.

Dirinya berujar, kedatangannya ke sekolah tersebut untuk menanyakan mengapa anaknya bisa berada pada sekolah yang berpaket dan tidak bisa memilih SMAN 5 Bandar Lampung untuk dituju.

Padahal selama tiga tahun anaknya bersekolah di SMPN 20 Bandar Lampung.

BACA JUGA:Sejarah Makanan Khas Babi Guling Bali yang Muncul Sejak Abad 19

"Iya ada kesulitan, jadi anak saya tidak masuk data sekolah reguler tapi masuk sekolah paket. Padahal enggak, dan SMP-nya kok Karya apa gitu padahal selama 3 tahun ini di SMP 20," katanya.

Setelah mendapatkan penjelasan dari petugas, kesalahan ternyata terdapat pada operator sekolah tempat siswa itu belajar.

"Salah di operatornya, dan kita udah datang ke SMPN 20 tapi operatornya lama banget datangnya. Dan ini masih nunggu kabar juga abis ditelpon dari sini," ungkapnya.

Hal itu diketahui pada saat Selvi akan mendaftarkan anaknya melalui laman yang disediakan secara online.

BACA JUGA:8 Amalan Sebelum Idul Adha, Nomor 2 Sangat Dianjurkan

"Pas mau daftar aplikasinya gak bisa jalan di tahap kedua, jadi datang kesekolah ini, kita bisa lanjut tapi dengan sekolah paket lagi, atau bisa daftar reguler tapi harus lulusan tahun 2022, sedangkan anak kita tahun 2023. Jadi muter-muter pusing, bingung," jelasnya.

Dirinya berharap, pihak sekolah bisa segera memperbaiki data dari anaknya yang pada kondisi seperti ini bisa merugikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: