Mengenal Agama Majusi Sebagai Aliran Tertua di Dunia

BACA JUGA: Hingga Juli 2023, Pemkab Tulang Bawang Awasi 15 Perusahaan

Bagi para pengikut agama ini, jika ingin beribadah pasti akan langsung mengunjungi kuil tersebut dan bertemu dengan beberapa pendeta yang berjaga di sana.

Pendeta yang berada di kuil api agama Majusi akan membantu para pengikutnya untuk berdoa lewat sebuah lagu-lagu yang dinyanyikan.

Di hadapan api yang  tidak pernah padam dan harus terus menyala abadi para pengikutnya bisa beroda sambil dipimpin oleh para pendeta yang ada di sana.

Untuk memastikan api yang disembah tetap menyala di kuil, maka para petugas yang di utus akan menjaga bahan bakar penghidup api untuk diisi paling tidak lima kali dalam sehari.

BACA JUGA: Begini Kondisi Lift Sekolah Az zahra Yang Terjatuh Tewaskan 7 Orang Pekerja Bangunan

Sebagai agama tertua di dunia, Majusi menjadi agama resmi di Kekaisaran Persia pada masa Kekaisaran Akhemeniyah dan Kekaisaran Sasaniyah.

Pada ajarannya agama Majusi juga mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika yang kuat.

Ajaran-ajaran utamanya termuat dalam kitab suci yang disebut Avesta yang berisi serangkaian himne, doa, dan naskah yang mengandung ajaran-ajaran agama tersebut.

Isi kitab suci itulah yang akan dibacakan pendeta di kuil api tempat beribadah.

BACA JUGA: Disnaker Lampung Turunkan Tim untuk Cek Kecelakaan Lift di Al Zahra, Ini Sanksi Yang Terancam Diberikan

Di sebut sebagai agama tertua, penganut Agama Majusi diyakini harus memilih untuk hidup dalam kebajikan dan berjuang melawan kejahatan.

Sejauh ini, pengikut agama Majusi tersebar di berbagai negara seperti Iran, India, dan beberapa negara di Asia Tengah.

Meskipun agama ini tidak lagi memiliki jumlah pengikut yang besar, tetapi masih ada komunitas kecil, terutama di Iran dan India.

Agama Majusi juga telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan pemikiran dan tradisi spiritual di dunia.

Sumber: