Disebut Sebagai Yang Paling Bersejarah, Inilah Kota Dengan Julukan Seribu Candi

Disebut Sebagai Yang Paling Bersejarah, Inilah Kota Dengan Julukan Seribu Candi

Disebut sebagai yang paling bersejarah, inilah kota dengan julukan seribu candi-Tangkap layar youtube UNESCO-

BACA JUGA:Dongkrak PAD, Lampura Komitmen Bangkitkan Pariwisata

Bagan terkenal bukan hanya karena jumlah candinya saja, akan tetapi juga karena kualitas, kerumitan dan desain artistik pada arsitekturnya. 

Itu membuktikan bahwa bagaimana terampilnya orang di zaman dahulu yang membangun candi menggunakan batu bata berlapis emas yang ke semuanya menggunakan tangan. 

Jumlah batu bata yang dipasok dalam jumlah besar juga menunjukkan betapa orang zaman dahulu sangat pandai memanfaatkan sungai sebagai alat trnasportasi pensidtribusian. 

Sebab, dibanding dengan zaman modern saat ini yang banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi, orang di masa lampau melakukan pekerjaannya dengan manual. 

BACA JUGA:Mengenal Kebiasaan Unik Kura-Kura Matahari Eksotis Spesies yang Suka Berjemur

Sayangnya jumlah bangunan penuh sejarah ini semakin berkurang, sebagian besar candi pagoda dan biara telah rusak saat wilayah tersebut diinvasi oleh musuh. 

Selain disebabkan karen ainvasi, kerusakan sebagian besar candi-candi itu juga diakibatkan adanya bencana alam berupa gempa yang melanda wilayah tersebut. 

Pada abad ke-20 setidaknya Bagan telah mengalami sekitar 400 kali gempa dengan yang terbesar terjadi pada 8 Juli 1975.

Itu karena daerah Bagan berada di sebuah wilayah zona gempa yang menyebabkan daerah tersebut sering ditimpa gempa. 

BACA JUGA:8 Tempat dan Kaum yang Mendapat Azab juga Hukuman dari Allah SWT Menurut Alquran

Dari banyaknya kerusakan candi yang diakibatkan gempa, beberapa diantaranya bahkan tidak dapat diperbaiki.

Pada tahun 1990-an sebagian besar candi dan pagoda mengalami pemugaran, tetapi upaya pemugaran tersebut mendapatkan tantangan dan kecaman dari para pelestari dan sejarawan seni. 

Kebanyakan dari mereka yang menyampaikan kritik terhadap pemugaran itu berpendapat bahwa restorasi tidak menggunakan bahan kuno arsitektur asli. 

Gempa besar lainnya terjadi di daerah tersebut pada tahun 2016 yang kemudia menghancurkan sekitar 400 candi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: