Begini Bocoran BAP Dari Kasus Penganiayaan Alumni IPDN di BKD Lampung, Diduga Penganiaya Ada dari Angatan 30

Begini Bocoran BAP Dari Kasus Penganiayaan Alumni IPDN di BKD Lampung, Diduga Penganiaya Ada dari Angatan 30

Foto Anggi Rhaisa/Radar Lampung : Perempuan berjilbab cokelat diduga salah satu saksi dugaan penganiayaan alumni IPDN oleh Oknum Kabid BKD Provinsi Lampung--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Semua korban penganiaya telah dipriksa di Polresta Bandar Lampung, pada hari Rabu 9 Agustus 2023.

Tetapi pada 11 Agustus 2023, para korban kembali diperiksa dan kesemuanya Kembali diminta keterangannya.

Sumber Radar Lampung di Polresta Bandar Lampung mengatakan, berbeda dari keterangan awal para korban dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kemarin.

Pada tahap awal pemeriksaan mereka mengatakan, bahwa saat terjadi penganiayaan mata mereka ditutup, padahal tidak sama sekali. Sehingga sangat jelas siapa-siapa pelaku penganiayaan.

BACA JUGA:Misteri Terungkap, Apakah Matahari Akan Terbit dari Barat?

Ini semua  karena mereka sudah berjanji kepada para penganiaya untuk tidak menyebar luas kan siapa-siapa saja yang masuk dalam tim penganiaya tersebut.

Tragisnya, bukan hanya para senior yang melakukan penganiayaan,  ternyata ada kawan-kawan seperjuang, kawan-kawan  satu Angkatan. Sama-sama Angkatan 30 yang baru saja dilantik pada tanggal 28  Juli 2023 lalu.

“Paling sedikit ada 3 orang yang dari Angkatan 30, dan 4 orang dari angkatan 29 dan mereka itu kebanyakan memegang jabatan dalam kontingen," begitu sumber Radar Lampung mengatakan.

Awal mereka tiba di kantor BKD Provinsi Lampung, yaitu sekitar pukul 17.00 dan langsung mendapat kata-kata kasar “Mau apa kesini”  “Nah kamorang butuh juga kan ama gua,” padahal para korban sama sekali datang bukan karena keinginan sendiri tapi atas perintah, bahwa semua angkatan 30 yang tidak bergabung dalam kontingen dipangil untuk menghadap ke BKD. Juga ada kalimat “urusan ini mau dipanjangin apa mau dipercepat”

BACA JUGA:Daftar Komandan Brigif 4 Mar/BS Lampung, Satu-satunya Brigade Infanteri Marinir yang Berdiri Sendiri

Penganiayaan tidak langsung terjadi karena azan magrib berkumandang.

Para korban yang berjumlah 6 orang dan semua merekabukan anggota kontingen, melaksanakan sholat magrib.

Dan atas inisiatif mereka meminta kawannya yang Perempuan untuk pulang. Jadi tergambar di BAP bukan para penganiaya yang meminta untuk pulang. 

Usai sholat magrib dimulailah penganiayaan tersebut. Dengan  pukulan menghantam bagian perut dan dada, bertubi-tubi sepuas mereka berapa kali pukulan bahankan ditawarkan “Ayo siapa lagi yang mau pukul, pukul-pukul aja” begitulah sampai para penyiksa merasa puas, kemudian  pindah lagi ke korban berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: