Ironis, Komnas PA Catat 30 Laporan Tentang Anak, Lokasi Kejadian di Antaranya di Sekolah

Ironis, Komnas PA Catat 30 Laporan Tentang Anak, Lokasi Kejadian di Antaranya di Sekolah

Ilustrasi kekerasan.-Pixabay/@geralt-

RADARLAMPUNG.CO.ID - Sepanjang tahun 2023, Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Kota Bandar Lampung mencatat ada 30 laporan terkait anak di Kota Tapis Berseri.

Ketua Komnas Anak Bandar Lampung Apriliandi Pasha mengungkapkan, laporan di tahun 2023 terdiri dari beberapa kasus.

Mulai dari sengketa anak (perebutan hak asuh anak oleh orang tua) 9 pelaporan, kekerasan fisik terhadap anak ada 8 pelaporan, dan pencabulan (persetubuhan) ada 5 kasus.

Paling miris, dari laporan tersebut lokasi pencabulan tejadi di lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandar Lampung.

BACA JUGA:Polisi Selebriti-BKKBN Apresiasi Anggota Polri yang Ikut Menekan Angka Stunting

Terkuaknya hal ini mengartikan betapa 'pintarnya' Dinas Pendidikan dan Kota Bandar Lampung menyembunyikan permasalahan tersebut.

"Ada di lingkungan tempat tinggal anak dan ada kasus juga di lingkungan sekolah. Salah satu sekolah negeri di Kota Bandar Lampung," terangnya, Jumat 1 September 2023.

Menurut Andi, tentu hal ini menjadi persolan yang sangat meresahkan teruntuk orang tua dan anak.

Di mana, sekolah yang harusnya sebagai tempat pelindung dan aman justru menjadi tempat menakutkan bagi anak.

BACA JUGA:Spesifikasi Lengkap HP Samsung Galaxy A73 5G, Fitur Kamera Mumpuni, Cocok Buat Konten Kreator

"Tentu kasus-kasus ini sangatlah meresahkan kita bersama, di mana sekolah harus menjadi tempat yang aman, nyaman serta tempat petlindungan yang semestinya aman untuk anak dalam menuntut ilmu. Juga bersosialisasi guna menjamin masa depan dan tumbuh kembang bagi anak," ungkapnya.

Sejauh ini, Andi mengaku telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung sebagai ujung pembina sekolah negeri tersebut.

"Kami sudah ada komunikasi dengan dinas terkait, baik Dinas Pendidikan dan Dinas PPPA Kota Bandar Lampung dan kronologisnya sudah kami pahami," ujarnya.

Menurut Andi, hingga kini oknum yang melakukan dugaan pencabulan tersebut masih aktif di sekolah tersebut. Namun permasalahan belum tuntas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: