Catatan Dahlan Iskan Hari ini; Bercerita Jadi Saksi dan Stereo Alor Lalu Nikmati Durian Jambi

Catatan Dahlan Iskan Hari ini; Bercerita Jadi Saksi dan Stereo Alor Lalu Nikmati Durian Jambi

Catatan Dahlan Iskan --

Sang ayah tumbuh besar di Makassar. Lalu bekerja di perusahaan kapal Belanda.

Ketika Indonesia merdeka perusahaan kapal itu berubah nama menjadi Pelni. 

Tugas berikut sang ayah adalah: memimpin Pelni cabang Kalabahi.

Waktu itu Kalabahi kota pelabuhan yang penting: punya sumber air tawar yang melimpah. 

Kapal-kapal besar (untuk ukuran zaman itu) senang mampir di Kalabahi: isi air. Pun kapal yang menuju Australia.

Sumber air itu muncul di atas bukit. Bukitnya dekat pelabuhan. Tinggal pasang bambu. Dari bukit air bisa langsung ke kapal. 

Sang ayah melakukan perubahan: bikin tandon air. Besar sekali. Di antara sumber air dan pelabuhan. 

Dari pipa bambu, air ditampung dulu di kolam itu. Lalu dipasang pipa besar. Pipa besi.

Dengan demikian bisa mengisi air ke kapal dalam hitungan jam. 

"Sebelum itu kapal harus berhenti di Kalabahi tiga hari. Pipa bambu kan kecil," katanya.

Waktu kecil Adharta melihat semua itu. Ia juga sering mendaki bukit dan gunung Alor. 

Bersama anak-anak di sana. Termasuk Hasan Ashari Oramahi. Anda sudah tahu tokoh itu: penyiar legendaris RRI, TVRI, sampai BBC. 

Oramahi adalah sepupu Adharta: sang engkong punya dua istri.

Yang satu wanita Tionghoa, satu orang lagi asli Alor. Lahirlah ayah Hasan Ashari Oramahi. 

"Alam Alor itu indah. Bergunung. Berbukit. Tanahnya subur," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: