Gawat! Data KPU Dibobol, Hacker Jual Data Pribadi 204 Juta Penduduk Indonesia Seharga Rp 1,2 Miliar
Ilustrasi hacker.-Pixabay-
BACA JUGA:Sosok Kapolres Termuda di Lampung, Pemimpin Pertama di Polres Paling Bungsu
Bila peretas Jimbo benar-benar berhasil mendapatkan kredensial dengan role Admin, ia menilai tentu sangat berbahaya pada pesta demokrasi Pemilu 2024 mendatang.
Di mana, bisa saja akun dengan role admin itu dipergunakan untuk mengubah hasil rekapitulasi penghitungan suara yang tentunya bisa mencederai pesta demokrasi.
"Bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional ketika Pemilu nanti," tukasnya.
Akan tetapi masih perlu dilakukan audit serta forensik dari sistem keamanan juga server KPU guna memastikan titik serangan yang dimanfaatkan oleh peretas untuk mendapat data pemilih yang diklaim berasal dari website KPU tersebut.
BACA JUGA:Update Kasus KONI Lampung, Kejati Lampung Bersurat Kemendagri Minta Lakukan Hal Ini
Sementara, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari KPU terkait bocornya data pemilih di forum breachforums tersebut.
Kendati begitu Anggota KPU Betty Epsilon Idroos menyebut bahwa pihaknya telah mendengar adanya dugaan pembobolan data pemilih dalam Pemilu 2024.
Ia mengungkapkan, KPU seketika berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) guna mengantisipasi persoalan ini.
"Sekarang lagi kita minta bantuan dari Satgas Cyber, sekarang yang bekerja BSSN," sebut Betty di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam, 28 November 2023.
BACA JUGA:DPRD Tulang Bawang Sahkan APBD 2024, Pendapatan Diproyeksi Rp 1,3 Triliun
Menurutnya, koordinasi dengan BSSN dilakukan KPU guna memastikan apakah benar data pemilih yang ada dalam database KPU dibobol peretas.
"Kan dicek dulu, seperti apa datanya, bagaimana bentuknya lagi dicek, lagi ditelusuri," ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: