Peduli Terhadap Petani, Relawan Prabowo Borong Sayur 7 Ton Per Hari untuk Kaum Dhuafa

Peduli Terhadap Petani, Relawan Prabowo Borong Sayur 7 Ton Per Hari untuk Kaum Dhuafa

Relawan Prabowo Borong Sayur dari Petani Sumbing, Kopeng, Boyolali dan Dibagi ke Kaum Dhuafa--

JAWATENGAH, RADARLAMPUNG.CO.ID — Relawan Prabowo Peduli Petani (RPPP), memborong sayur dari Petani di beberapa sentra sayur di Jawa Tengah. Seperti lereng Gunung Sumbing, Kopeng dan Boyolali, Selasa 16 Januari 2024.

Aksi tersebut, dilakuakan untuk meringankan beban para petani yang saat ini sedang mengalami penurunan harga sayur.

Usai membeli, sayuran itu dibagikan kepada kaum dhuafa yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kami membeli sayur tiap hari, minimal satu truck (7 ton) sayur dari sentra sayur kami beli dari petani. Karena harganya jatuh, malah ada petani yang membiarkan sayurnya tidak dipanen dan dibiarkan busuk. Dengan kita beli, semoga sedikit meringankan beban petani," kata Ketua RPPP, Yudi Samhana.

BACA JUGA:Sinopsis Drama Marry My Husband, Drakor Terbaru 2024 yang Dibintangi Park Min Young dan Na In Woo

Hingga saat ini, jenis sayur mayur yang anjlok harganya diantaranya, kol (kubis), buncis, cesin, timun, terong, kol putih, sawi sendok dan lain-lain.

Adapun, harga sayur mayur tersebut yang dipatok oleh petani hanya Rp 1000-2000/Kg. Bahkan, ada yang tidak laku akibat banjirnya panenan.

Menurut Yudi, aksi pembelian sayur yang harganya anjlok ini akan terus dilakukan hingga harga kembali normal.

"Kami juga akan ke Wonosobo, Jateng, karena kami dengar disana lebih parah lagi, jatuh harganya. Bahkan, hanya jadi makanan ternak dan juga ke daerah Malang Jatim. Bismillah, semoga Pak Prabowo menjadi presiden agar nanti ada solusi saat harga-harga jatuh," kata Yudi.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Jus Buah Kekinian di Bandar Lampung dengan Harga Murah Meriah

Yudi berharap dengan program makan siang gratis yang diberikan kepada anak -anak di Sekolah dan Pesantren. Nantinya, sayur-sayur hasil petani semua terserap pasar.

“Petani sayur saat ini sudah nangis darah, biaya tanam mahal, benih mahal, pupuk mahal, tapi harganya jatuh. Padahal, kadang untuk biaya tanam mereka harus meminjam atau kredit," ungkap Yudi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: