Mengapa Nabi SAW Mengajarkan Puasa Senin dan Kamis? Begini Penjelasan Hadits

Mengapa Nabi SAW Mengajarkan Puasa Senin dan Kamis? Begini Penjelasan Hadits

Anjuran puasa sunnah di hari Senin dan Kamis sebagai sunnah Rasul. ILUSTRASI/FREEPIK--

RADARLAMPUNG.CO.IDPuasa sunnah di hari Senin dan Kamis sudah tidak asing lagi bagi kaum Muslimin wal Muslimah, sebagai salah satu sunnah Rasul yang dianjurkan untuk dikerjakan.

Namun demikian mungkin masih ada beberapa di antara kita yang mempertanyakan mengapa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengajarkan kita mengerjakan puasa sunnah Senin maupun puasa sunnah Kamis.

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam semasa masih hidup sangat bersemangat mengerjakan puasa sunnah pada dua hari tersebut.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

BACA JUGA:5 Sunnah yang Diajarkan Rasulullah SAW Ketika Makan dan Minum

“Amalan-amalan (para hamba) diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku diperlihatkan (kepada-Nya) sedangkan aku dalam keadaan berpuasa,” (HR Tirmidzi).

At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan ghorib. Namun Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoiri (maksudnya shahih yang dilihat dari jalur lainnya).

Puasa sunnah di hari Senin dan Kamis menjadi sunnah Rasul yang memiliki makna luar biasa.

Karena dengan berpuasa, seseorang akan terlepasdari berbagai godaan syahwat di dunia dan terlepas dari siksa neraka apabila tujuan puasanya karena mencari ridha dan karunia Allah SWT.

BACA JUGA:Hanya 49 Menit Dari Bandara, Sate Bulayak Suranadi Kuliner Legendaris di Lombok Barat

Keutamaan bagi orang yang berpuasa adalah setiap amalan kebaikan yang dilakukannya akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat,”.

“Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),”Kecuali amalan puasa. Amalan puasa itu adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku,”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: