Bagaimana Cara Wudhu Menggunakan Mudd Madinah? Simak Penjelasan Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber saat memberikan kajian Islam tentang berwudhu menggunakan Mudd Madinah atau Mudd Nabawi. FOTO TANGKAPAN LAYAR/YOUTUBE YSAJ TV--
BACA JUGA: Briptu Marselina Oktavianti, Polwan Cantik Si Jago Silat Dari Pedalaman Kalimantan Barat
“Kita sebagai umat Islam, mencintai Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam. Selalu berusaha dan berupaya meniru Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dari berbagai hal,” kata Syekh Ali Jaber.
Adapun beberapa dari banyak hal yang ditiru seperti makanan, minuman, cara tidur, cara bicara, cara menjaga pandangan, cara berpakaian, cara berwudhu, cara sholat, hingga cara mandi yang dikerjakan.
“Segala hal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, kita dianjurkan untuk menirunya,” lanjutnya.
Syekh Ali Jaber menuturkan bahwa salah satu yang pernah dilakukan oleh sahabat Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam adalah dengan meniru cara beliau berwudhu.
BACA JUGA: Mitsui Bussan Scholarship Resmi Dibuka, Deadline 14 Februari 2024, Ini Benefitnya
“Dan salah satu hal yang dilakukan oleh para sahabat, di antaranya Zaid bin Tsabit radhiyallahu’anhu adalah meniru Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berwudhu menggunakan Mudd,”ungkap Syekh Ali Jaber
“Sebenarnya Mudd ini betul-betul sudah diukur ulama, jadi ini tidak sembarangan”lanjutnya.
Dalam penjelasan kajian Islam Syekh Ali Jaber tersebut juga mengungkapkan pengukuran Mudd Madinah sudah sejak lama oleh sebagian besar ulama dari berbagai negara.
Setelah bertahun-tahun bermusyawarah, hingga akhirnya berhasil menghasilkan Mudd Nabawi tersebut.
“Ini sudah diukur oleh ulama, sebagian ulama besar dari India, dari Pakistan, dari Yaman, dari Madinah, dari berbagai negara,”tutur Syekh Ali Jaber.
“Yang sudah bertahun-tahun mereka musyawarah dan mempelajarinya, sampai mereka bisa menghasilkan Mudd Nabawi atau yang disebutkan Mudd Madinah,”sambungnya.
Jika kita bicara soal standar maka asal Mudd ini sendiri sebenarnya adalah dua tangan yang merupakan sha’. Meskipun ada orang yang tangannya besar dan ada yang kecil.
Karena kesulitan mengukur takaran air dalam dua tangan yang menengadah, itulah yang menjadi alasan mengapa para ulama mempertimbangkan untuk membuat Mudd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: