Persoalan Guru dan Siswa Tak Harus Dibawa ke Ranah Hukum

Persoalan Guru dan Siswa Tak Harus Dibawa ke Ranah Hukum

Ikatan Keluarga Alumni FKIP Unila menggelar Simposium Pendidikan bertema Lindungi Guru Selamatkan Siswa di aula FKIP Unila, Rabu, 31 Januari 2024.--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Ikatan Keluarga Alumni FKIP Unila menggelar Simposium Pendidikan bertema Lindungi Guru Selamatkan Siswa di aula FKIP Unila, Rabu, 31 Januari 2024.

Simposium yang dimoderatori Wapemred Radar Lampung yang Wakil Ketua IKA FKIP Unila Abdul Karim, S.Pd., M.Pd. menghadirkan keynote speaker Dr. Bustami Zainudin, S.Pd., M.H. dengan pemateri Dekan FKIP Unila Prof. Dr. Sunyono, M.Si., Wakapolda Lampung Brigjen Ahmad Ramadhan, dan Asintel Kejati Lampung Aliansyah.

Bustami menyatakan tema Lindungi Guru Selamatkan Siswa ini sepertinya ada persoalan.

"Ada konflik besar. Sebenarnya tidak ada. Hanya satu atau guru saja yang muncul persoalan. Dengan adanya medsos jadi kerok. Akhirnya seru bener. Ini berdampak kepada guru-guru yang lain. Guru jadi takut ambil kebijakan," katanya.

BACA JUGA:Daftar Lengkap Pejabat Pemkab Lampung Barat yang Dimutasi

Para guru, kata Bustami, tidak nyaman saat melakukan proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

"Mudah-mudahan dengan simposium ini bisa memberi pencerahan kepada para guru dalam proses KBM. Bisa menjalankan tugas dengan aman dan nyaman tanpa ada rasa ketakutan. Kalaupun memberikan sanksi kepada peserta didik terukur. Sesuai peraturan perundang-undangan," ujarnya.

Kalau dulu, kata Bustami, saat dirinya tidak bisa setor hapalan Jus Ama bisa patah mistar.

"Hal itu biasa. Kalau kita cerita kepada orang tua, orang tua tambah marah lagi kepada kita. Tujuannya baik. Perubahan zaman hari ini perlu dipahami para guru dan para orang tua," ungkapnya.

BACA JUGA:Nama Pj Bupati Lampura Telah Diusulkan, Pj Bupati Pringsewu Masih Dibahas

Sedangkan Brigjen Ahmad Ramadhan mengapresiasi para guru-guru. "Apresiasi kepada guru-guru kita semua. Mari kita doakan guru-guru yang telah mendahului kita," katanya.

Tugas guru, kata Brigjen Ahmad Ramadhan, mendidik anak-anak agar menjadi pintar dan berguna.

"Ibu kita saja mengajarkan kita supaya pintar dan berguna. Ada kalanya ibu kita mencubit bukan untuk menyiksa. Tapi, menginginkan anaknya pinter," ujarnya.

Pertanyaannya,  kata Brigjen Ahmad Ramadhan, adakah niat guru menganiaya saat melempar penghapus kepada siswa yang tak mendengarkan penjelasannya?.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: