Cerita Sedih Petambak Bumi Dipasena Lampung, Gagal Panen Karena Serangan AHPND, Terpaksa Jadi Kuli Upah

Cerita Sedih Petambak Bumi Dipasena Lampung, Gagal Panen Karena Serangan AHPND, Terpaksa Jadi Kuli Upah

Kondisi pertambakan Bumi Dipasena: Kapal sedot lumpur diterjunkan untuk membantu proses normalisasi-Dok. P3UW Lampung-

RADARLAMPUNG.CO.ID – Serangan penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) benar-benar melemahkan pertambakan di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulang Bawang, Lampung. 

Akibat serangan penyakit tersebut, para petambak Bumi Dipasena sering kali gagal panen dan tidak lagi memiliki modal. 

Penyakit AHPND sudah menyerang wilayah tambak udang di Bumi Dipasena sejak beberapa tahun terakhir.

Akibat penyakit ini, kini kondisi tambak-tambak udang milik para petambak banyak yang kosong terbengkalai.

BACA JUGA: Pemkab Tulang Bawang Dorong Penyelesaian Alih Lahan Tambak Udang ke Pusat

Kondisi tersebut membuat hasil produksi budidaya udang di wilayah Bumi Dipasena terus mengalami penurunan drastis. 

Kegagalan budidaya akibat penyakit AHPND mulai berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat setempat yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari hasil tambak.

Bahkan, para petambak harus mencari pekerjaan tambahan untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Kini banyak petambak di Bumi Dipasena beralih profesi dan mencari mata penghasilan lain dengan menjadi kuli bangunan dan upahan lainnya di luar daerah mereka.

BACA JUGA: Bantu Jadikan Lampung Sentral Lobster, BBPBL Kembangkan Pembenihan dan Pembesaran Lobster

Salah satu petambak Gede Brata (60), warga Kampung Bumi Dipasena Mulya, Kecamatan Rawajitu Timur mengatakan, akibat gagal panen karena penyakit tersebut satu tambak mereka dibiarkan terbengkalai.

Gede mengungkapkan, bersama istrinya Ni Ketut Maryati (50), mereka telah menjadi petambak sejak tahun 1994 silam. 

Sejak puluhan tahun lalu menjadi petambak, Gede merasakan perekonomian mereka sangat sulit dalam 3 tahun belakangan.

Lebih sedihnya lagi, modal mereka untuk menebar benih udang dan kebutuhan lainnya habis karena gagal panen berulang kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: