Iklan Bos Aca Header Detail

Polda Lampung Selidiki terkait Dugaan Peredaran Minyakita Palsu

Polda Lampung Selidiki terkait Dugaan Peredaran Minyakita Palsu

Dirreskrimsus Polda Lampung Kombes Pol Donny Arief Praptomo. Foto Anggri Sastriadi/radarlampung.co.id--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Subdit 1 Indagsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan peredaran Minyakita palsu

Dirreskrimsus Polda Lampung, Kombes Pol Donny Arief Praptomo, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat mengenai dugaan adanya Minyakita palsu yang beredar.

"Kami memang memiliki kecurigaan, namun untuk memastikan apakah minyak tersebut benar-benar palsu, diperlukan penyelidikan lebih lanjut," ujar Kombes Pol Donny pada Senin 19 Agustus 2024.

Menurutnya, polisi telah mengumpulkan beberapa sampel MinyakKita yang dijual dalam botol plastik untuk diperiksa lebih lanjut. Kombes Pol Donny menambahkan bahwa secara visual ada perbedaan antara Minyak Kita yang diproduksi oleh pemerintah dengan yang diduga palsu.

BACA JUGA:Pj Bupati Ferli Yuledi Ajak 40 Anggota DPRD Tulang Bawang yang Baru Dilantik Kolaborasi, Ini Daftar Namanya

"Jika dibandingkan, MinyakKita palsu ini terlihat berbeda dari produk asli buatan pemerintah," jelas Kombes Pol Donny. 

Ia mencatat bahwa minyak yang diduga palsu cenderung memiliki endapan, sementara minyak asli dari pemerintah tampak lebih jernih.

"Kami masih mendalami laporan dari masyarakat terkait perbedaan kualitas ini," lanjutnya. 

Polisi masih membutuhkan waktu untuk menentukan apakah MinyakKita dengan endapan tersebut benar-benar palsu, seperti yang diduga oleh masyarakat, atau mungkin minyak tersebut sudah diproduksi sejak lama.

BACA JUGA:Ditanya Arah Dukungan Golkar Lampung untuk Sosok Ketua Umum, Begini Kata Arinal Djunaidi

Roy, seorang warga Lampung Selatan, juga mencurigai MinyakKita yang ia beli karena warnanya yang tidak jernih dan harganya lebih mahal dari harga normal, yaitu Rp 17 ribu per liter dibandingkan harga asli yang seharusnya Rp 14 ribu.

"Minyak yang saya beli tampak berbeda, warnanya tidak jernih dan terlihat seperti minyak curah," kata Roy. 

Ia juga menambahkan bahwa minyak tersebut cenderung beku dan cepat habis saat digunakan.

"Saya membelinya di Pasar Karang Anyar, dan meskipun saya menggunakannya, saya tidak berniat membeli minyak tersebut lagi," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: