Rekomendasi Calon Bupati Metro ke Wahdi, Ana Morinda Mengundurkan Diri dari Pengurus dan Anggota PDI P

Rekomendasi Calon Bupati Metro ke Wahdi, Ana Morinda Mengundurkan Diri dari Pengurus dan Anggota PDI P

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Metro, Anna Morinda putuskan mengundurkan diri dari partai berlogo kepala banteng.--

METRO, RADARLAMPUNG.CO.ID - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Metro, Anna Morinda putuskan mengundurkan diri dari partai berlogo kepala banteng.

Hal tersebut diutarakannya usai mengantarkan pasangan Wahdi-Qomaru Zaman ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Metro untuk mendaftar menjadi Bakal Calon Kepala Daerah (Balonkada).

Anna menjelaskan, pengunduran dirinya karena hasil keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai yang dinilai tidak sejalan dengan ideologi perjuangan kader.

Karena tak ingin melukai perjuangan partai, ia memilih mundur dari partai yang telah membesarkan namanya. Keputusan untuk mundur pun dirasa sangat berat, dan pertimbangan yang matang.

BACA JUGA:Hanya Satu yang Daftar Calon Bupati, KPU Lampung Barat Perpanjang Masa Pendaftaran

BACA JUGA:Setubuhi Anak di Bawah Umur, Pemuda Asal Pisang Baru Dibekuk Polisi

"Setelah mempertimbangkan secara matang, saya Anna Morinda, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Metro menyatakan bahwa saya mundur dari jabatan dan keanggotaan saya di PDI Perjuangan," ujarnya.

Namun, ia mengaku telah menyelesaikan tugasnya sampai mengantarkan pendaftaran balon kada yang diusung oleh PDI-P ke KPU Kota Metro.

"Untuk Pilkada ini, aya sudah melaksanakan tugas sampai dengan mengantarkan pendaftaran ke KPU," imbuhnya.

Dijelaskannya, pengunduran dirinya tersebut juga dikarenakan dirinya tidak bisa menerima atau memperjuangkan orang yang dinilai telah mengkhianati ideologi partai.

BACA JUGA:Terjun Payung Jabar Diprediksi Jadi Penantang Terberat di PON Aceh-Sumut

BACA JUGA:85 Anggota DPRD Lampung Dilantik Senin, Empat Di Antaranya Terjadi Pergantian

"Yang selalu saya ingat, saya telah diajarkan oleh PDI Perjuangan untuk tidak menjadi orang yang munafik dalam politik ataupun berada pada dua kali. Sebagaimana ibu Ketum menolak seseorang di DKI Jakarta. Tapi saya tetap menghormati apa keputusan DPP partai, karena itu saya lah yang harus pergi," ungkapnya.

Anna menceritakan, ia telah menjadi kader partai besutan Megawati tersebut sejak 17 tahun yang lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: