Gapai Cita-Cita Hingga Ke Inggris, Berikut Kisah Inspiratif Dimas Aditia Alumni Pendidikan Sejarah FKIP Unila

Gapai Cita-Cita Hingga Ke Inggris, Berikut Kisah Inspiratif Dimas Aditia Alumni Pendidikan Sejarah FKIP Unila

Dimas Aditia Alumni Pendidikan Sejarah FKIP Unila yang berhasil menggapai cita-cita sampai ke Inggris. Ilustrasi/Foto Unila--

Awalnya, Dimas bertujuan untuk melanjutkan studi ke Amerika Serikat dan mendaftarkan diri melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk kampus yang ada di sana.

Namun, ia mengalami kendala karena skema studi yang dipilih tidak sesuai. 

"Fun fact-nya adalah saya sudah cukup tahu soal LPDP saat berada di SMA, tapi saya mengira kalau beasiswa tersebut diperuntukkan hanya untuk mahasiswa jenjang S-1,"jelasnya.

BACA JUGA:Keren, Mahasiswa FH Unila Toreh Medali Emas di Peksiminas XVII

BACA JUGA:Tim PKM-KC Unila Ciptakan Aqtiada, Inovasi Alat Pelacak Lokasi Ikan

Bahkan Fun fact-nya lagi, Inggris bukanlah negara utama tujuan studi saya sebelumnya. 

"Pada awal mendaftar LPDP saya sempat memilih kampus di Amerika Serikat, namun karena ada kendala ketidaksesuaian dengan skema studi (terminal degree), saya diminta untuk pindah perguruan tinggi negeri,"jelas Dimas.

Dimas juga sempat mendapatkan tawaran dari beberapa kampus bergengsi di Singapura dan Amerika Serikat lainnya, dengan berbagai kendala dan pertimbangan hingga akhirnya ia pun mantap untuk memilih University of Sussex di UK, sebagai tujuan studinya.

Sebelumnya Dimas mendapat offer letter dari beberapa kampus seperti National University of Singapore (NUS), University of Newcastle, University of Abeerden, dan George Washington University.

"Namun, aku mantap memutuskan untuk melanjutkan studi ke University of Sussex. Alasan ingin kuliah di Inggris karena studinya yang cukup singkat yakni satu tahun dan didukung dengan ketersediaan ekspert serta lingkungan belajar yang mendukung,"ucapnya.

Pada program Master of Arts jurusan Contemporary History, Dimas mempelajari sejarah, serta kajian kontemporer pada era 1900 hingga 2000-an, baik peristiwa yang terjadi di Inggris maupun di dunia internasional. Ia juga cukup kaget dengan suhu di UK yang sangat dingin mencapai 7०C di musim peralihan antara summer ke autumn.

"Keunikan kuliah S-2 di UK, disini mostly kuliahnya hanya 12 bulan untuk sesi full time dan 24 bulan untuk sesi part time. Tugas akhir S-2 di sini juga disebutnya disertasi, bukan tesis. Bahkan mengejutkannya, total matkul yang saya ambil dalam satu tahun adalah 180 sks. Waktu di Unila dalam empat tahun saja totalnya 144 sks, jadi bisa dibayangkan bagaimana padatnya perkuliahan di sana. Selain itu, perkuliahan di sini nantinya ada kunjungan ke beberapa gedung arsip dan museum penting di Inggris,"jelas Dimas.

Setelah menyelesaikan studi di UK, Dimas berencana untuk berkarier sebagai dosen, hingga mengambil kesempatan untuk menjadi seorang konsultan pada program yang berkaitan dengan isu strategis di Sustainable Development Goals (SDG’s), pemerintah lokal, dan industri kreatif.

Dari setiap pengalamannya, Dimas belajar untuk sadar akan setiap hal yang ia lakukan, termasuk risiko dan tanggung jawab di belakangnya. 

BACA JUGA:UTI-Unila Kolaborasi Garap PKM Program DRTPM untuk Edukasi Peternakan Ikan Tawar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: