Pelepasan Ekspor Perdana Biostimulan ke Jepang, Mirza Dorong Swasembada Pupuk untuk Petani Lampung

Pelepasan Ekspor Perdana Biostimulan ke Jepang, Mirza  Dorong Swasembada Pupuk untuk Petani Lampung

FOTO TIM MEDIA RMD--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Dalam acara pelepasan ekspor perdana pupuk berbahan dasar rumput laut (biostimulan) ke Jepang, calon gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui swasembada pupuk sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan. Acara berlangsung di Sekretariat Tim Pemenangan Terpadu (TPT) Mirza-Jihan, Rabu, 20 November 2024.

Dalam sambutannya, Rahmat Mirzani Djausal menyoroti pentingnya keberpihakan pada petani dan sektor agribisnis di Lampung. 

Menurutnya, salah satu kendala utama yang dihadapi petani adalah mahalnya biaya pupuk yang menjadi faktor terbesar dalam Harga Pokok Produksi (HPP).

“Hari ini, kita melepas ekspor perdana pupuk biostimulan berbahan rumput laut ke Jepang," kata Mirza.

BACA JUGA:Prediksi Pemenang Pilkada se-Lampung Versi RLMG, Selamat Datang Pemimpin Baru

BACA JUGA:Survei Pilgub Lampung Litbang RLMG dan DRD, Mirza - Jihan Sapu Bersih 8 Kabupaten Kota Dapil Lampung 1

Ini adalah langkah besar yang menunjukkan bahwa produk inovasi petani dan pengusaha lokal mampu bersaing di pasar internasional. 

"Namun, lebih dari itu, kita harus memastikan ketersediaan pupuk yang terjangkau untuk petani lokal, karena kesejahteraan mereka adalah kunci ketahanan pangan nasional,” imbuhnya.  

Rahmat Mirzani Djausal juga menekankan pentingnya swasembada pupuk untuk menekan biaya produksi petani. 

Ia menjelaskan bahwa saat ini 70% dari HPP komoditas pertanian berasal dari biaya pupuk. 

BACA JUGA:Promo Restoran Murah Spesial Weekend di ShopeeFood, Dapatkan Diskon Hingga Rp50 Ribu

BACA JUGA:Sarapan Hemat Dengan Voucher Diskon ShopeeFood Hingga 15 Persen, Klaim Sekarang!

Ketergantungan Indonesia pada impor pupuk, yang mencapai 70% kebutuhan nasional, menjadi tantangan besar yang harus diatasi.

“Swasembada pupuk adalah solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan impor sekaligus menurunkan biaya produksi petan," tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: