radarlampung.co.id - Akademisi Universitas Lampung (Unila) Robi Cahyadi mempertanyakan latar belakang dan kebutuhan rolling 425 pejabat pengawas dan administrator di penghujung masa jabatan Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo.
\"Rolling yang dilakukan oleh Gubernur Ridho disatu sisi dianggap hal biasa dan wajar, namun jika rolling besar-besaran pejabat eselon III dan IV tentu saja membuat publik bertanya tanya, mengapa rolling itu dilakukan sangat massif dan di akhir masa jabatan?,\" kata Robi, Selasa (28/7).
Dirinya menanyakan latar belakang keputusan rolling pejabat tersebut. Dan harus di cek lebih dahulu, kebutuhan yang mendasari rolling seperti apa.
\"Apa yang melatar belakanginya? Perlu di cros cek apakah kebutuhan dan alasan rolling sudah tepat. Atau hanya menempatkan orang-orang pilihan pribadi Gubernur Ridho atas dasar Clientelisme untuk alasan politik?\" tambah Robi.
Dia melanjutkan, jika alasan clientelisme yang menjadi dasar, maka ada kemungkinan rolling masiif ini juga akan dilakukan oleh Gubernur terpilih yang baru nantinya. Karena Pada dasarnya ASN tetal harus bersifat netral. Tidak boleh memihak dalam pilkada, karena mereka bekerja untuk rakyat.
\"Pemilihan jabatan juga berdasar sistem merit yang diatur dalam manajemen pemerintahan berdasar filosofi democratic governance, yakni kebutuhan publik harus disediakan oleh kolaborasi 3 variabel, pemerintah, swasta dan civil society,\" tandasnya.
diberitakan sebelumnya, Pemprov Lampung melantik 425 pejabat Administrator dan pejabat Pengawas Senin (27/5). Namun usai pelantikan, para pejabat yang masuk daftar rolling mayoritas mengaku belum mengetahui posisi jabatan baru saat ini.
Di antaranya, Adi Sriyono yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Lampung. “Saya belum tahu pindah kemana. Doakan saja yang terbaik untuk saya, ” ujarnya usai rolling, Senin (27/5). (rma/kyd)