Puslitbangbun Kementan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif di Tanggamus

Kamis 27-05-2021,14:00 WIB
Editor : Alam Islam

RADARLAMPUNG.CO.ID - Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Kementerian Pertanian melakukan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) di Pekon Muaradua, Kecamatan Pulaupanggung.

Hal ini merupakan tindak lanjut dari bimbingan teknis (Bimtek) tanaman perkebunan yang diikuti oleh petani lada dan kopi Tanggamus awal Mei lalu.

Perwakilan Puslitbang Tanaman Perkebunan Kementan Kusmaini mengaku senang dengan sambutan dari Pemprov Lampung dan Pemkab Tanggamus yang sangat antusias dalam RPIK.

Menurut Kusmaini, riset yang dikomandoi Puslitbang Tanaman Perkebunan ini dilakukan secara kolaborasi dari hulu hingga hilir

\"Nah, pada RPIK ini, kami seluruh tim dari hulu (budidaya) sampai hilir (pasca panen) berkolaborasi. Jadi dari mulai budidaya sampai pasca panen, pembuatan produk maupun pemasarannya akan kami lakukan riset dan pengembangan,\" kata Kusmaini.

Melihat potensi dari Provinsi Lampung yang sangat besar untuk lada hitam, maka RPIK diutamakan pada komoditas tersebut. \"Kemudian kami selingi dengan kopi. Jadi sebagai pendukung dari program ini,\" urainya.

Dilanjutkan, tim RPIK langsung turun ke lapangan, untuk mengetahui potensi apa saja di Tanggamus dan sentra produksi perkebunan di kabupaten itu.

Sementara Bupati Dewi Handajani menjelaskan, Tanggamus memiliki wilayah perkebunan seluas 81.874 hektare (Ha) yang didominasi oleh perkebunan kopi Robusta dengan luas 41.270 Ha dan produksi 34.129 ton per tahun. Untuk komoditas lada memiliki luas 7.859 Ha dengan produksi 3.483 ton per tahun.

Dewi mengakui, potensi perkebunan yang cukup besar tersebut belum berbanding lurus dengan kesejahteraan para petani yang umumnya memiliki sumber daya dan akses sangat terbatas terhadap pengetahuan kewirausahaan serta layanan pertanian.

\"Kami bersyukur bahwa kondisi tersebut direspon oleh pemerintah pusat melalui Puslitbang Perkebunan Kementan yang beberapa waktu lalu telah menyelenggarakan bimtek tanaman perkebunan di Tanggamus. Hari ini dilanjutkan dengan mencari lokasi yang tepat bagi pelaksanaan RPIK,\" kata Dewi.

Dilanjutkan, ada beberapa permasalahan yang dihadapi petani dalam pengembangan hulu dan hilir hasil produksi kopi di Tanggamus.

Antara lain kualitas hasil masih cukup rendah serta harga yang belum sesuai dengan harapan petani. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian petani kopi dan lada beralih pada komoditas lain sehingga produksi kian menurun.

Sementara, kegiatan tersebut dihadiri Kepala Balai Penelitian Industri (Balitri) Dr. Tri Joko Santoso; Kepala BPTP Lampung Dr. Jekfi Hendra; Asisten II Setprov Lampung Kusnardi, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung A. Chrisna Putra dan Plh. Sekkab Tanggamus Sukisno serta sejumlah kepala OPD. (ehl/rnn/ais)

Tags :
Kategori :

Terkait