BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme dan Kesbangpol Lampung menggelar bimbingan teknis pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.
Kegiatan yang diikuti mahasiswa ini dibuka oleh Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) Prof. Wan Jamaluddin.
Hadir Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R. Akhamad Nurwakhid, Kepala Kesbangpol Lampung sekaligus Ketua FKPT Lampung Firsanda, Kabid Media dan Hukum FKPT Lampung Hi. Ardiansyah serta undangan lainnya.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R. Akhamad Nurwakhid mengatakan, radikalisme sejatinya ada virus ideologi yang dipengaruhi oleh beberapa fase, seperti kegundahan dan lain hal. Dalam hal ini, BNPT, FKPT dan Kesbangpol mencegahnya dari lingkungan kampus.
BACA JUGA: Desa Hanura Jadi Percontohan Desa Anti Korupsi
"Ini melibatkan stakeholder terkait, dalam hal ini civitas akademika. Penta helix ini kan, multiunsur. Ada pemerintah, pemda, komunitas, civitas dan media. Kebetulan ketua bidang (Media dan Hukum FKPT Lampung ) itu pak Aca (sapaan akrab Ardiansyah, Red). Tujuan di sini memberikan bimbingan teknis kepada mahasiswa yang sedang digodok wawasan kebangsaannya," kata Brigjen R. Akhamad Nurwakhid usai menjadi narasumber dalam bimtek tersebut.
Brigjen R. Akhamad Nurwakhid mengungkapkan, bimtek ini bisa dikatakan sèbagai vaksin agar para mahasiswa tidak terpapar paham radikal nantinya.
"Dengan harapan adik-adik mahasiswa ini bisa menjadi agen-agen moderasi agama untuk menyebarkannya kepada kawan-kawan yang ada di lingkungan kampus ini," tegasnya.
Karena, terus Akhamad Nurwakhid, mahasiswa bisa dibilang paling rentan terpapar paham radikalisme. "Generasi Z dan milenial itu sangat rentan. Pertama, karena masih fase pertumbuhan. Save controlnya masih labil. Wawasan kebangsaan masih tumbuh dan berkembang, senang mencari tantangan baru. Mereka juga memiliki long them atau fase yang panjang. Mudah terekrut. Kalau agenda mereka dilaksanakan mengganti ideologi dengan sistem agama versi mereka, maka generasi muda menjadi sasaran utama," jelasnya.
BACA JUGA: Kesbangpol dan Kemenag Lamtim Tingkatkan Pengawasan Khilafatul Muslimin
Lebih lanjut Akhamad Nurwakhid menyampaikan, indeks radikalisme kaum perempuan diatas 56%. Sedangkan kaum milenial atau generasi Z mencapai 60%.
”Maka, kampus juga harus turut serta. Misalnya dalam kurikulum. Terutama terkait intolerasi, bullying, dan kekerasan dalam konteks radikalisme,” paparnya.
Sementara Kepala Kesbangpol Lampung Firsanda mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk menaikkan tensi wawasan kebangsaan di kalangan pelajar yang selama pandemi ini dinilai turun.
"Kita menguatkan kembali wawasan kebangsaan kepada mahasiswa, termasuk pelajar. Melalui ini, rasa kebangsaan mahasiswa bisa tertanam. Harapannya, kampus bisa bekerjasama. Baik itu dengan Kesbangpol maupun FKPT untuk mengadakan kegiatan seperti ini guna meningkatkan kesatuan dan persatuan," tandasnya. (mel/ais)