RADARLAMPUNG.CO.ID - Turunnya Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung pada Juni lalu, dinilai Pemprov Lampung bukan karena harga produk pertanian yang anjlok. Namun, ada beberapa komoditi diluar pertanian yang mengalami kenaikan harga.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Lampung, Kusnardi mengatakan, NTP bersifat situasional. Namun, ada faktor-faktor harga yang mempengaruhinya, diantaranya non pertanian.
"NTP memang situasional, dan tidak menjadi patokan hanya indikasi saja. Namun memang dipengaruhi juga terkait harga jual petani dibandingkan dengan harga-harga non pertanian yang dibutuhkan petani itu," beber Kusnardi, Senin 4 Juli 2022.
Menurutnya, faktor-faktor tersebut, seperti ada kenaikan BBM, textile, dan beberapa kebutuhan petani non pertanian juga akan mempengaruhi. Sehingga walaupun harga jual pertaniannya tetap tetapi NTP nya turun.
BACA JUGA:Nilai Tukar Petani Lampung Rendah
"Kalau bulan Juni ini, turunnya harga kelapa sawit. Tapi kan kalau padi nggak, pangan aman menurut saya. Hortikultura juga, justru naiknya harga cabai kan harusnya NTP naik. Tapi sekali lagi, NTP hanya mencerminkan perbandingan harga yang dijual petani pada periode tertentu dibandingkan harga non petani jual," tambah Kusnardi.
Adanya hal tersebut, dirinya menilai kejadian itu belum tentu karena harga hasil pertaniannya turun yang menyebabkan NTP turun.
Solusinya, sambung Kusnadi, yakni dengan melakukan pengendalian harga barang dipasar untuk menjaga inflasi.
"Maka solusinya kita akan jaga inflasi, supaya harga barang-barang tidak naik. Makanya kita perbanyak jalin hubungan dengan berbagai daerah. Sehingga bertambah demand dan bisa menaikkan harga pertanian," tambah Kusnardi.
BACA JUGA:CEK FAKTA : Sapi Asal Lampung di Kirim ke Batam Positif PMK?
Jika harganya efisien, maka akan berpengaruh pada NTP nantinya.
"Yang penting juga pengendalian harga non pertanian. Jangan terlalu tinggi naiknya. Kalau tinggi maka NTP bisa tinggi, meskipun harga produk tani tidak turun," tambah Kusnardi. (*)