RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemandangan menggelitik terlihat di sekitar Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Unila, hari ini, Minggu 21 Agustus 2022, usai kabar OTT KPK terhadap sejumlah petinggi Unila.
Yang mana, saat ini di sekitar Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Unila tampak terpampang sederetan papan bungan ucapan pelantikan ketua senat Unila Muhammad Basri.
Berdasarkan agenda yang telah tersebar, pelantikan ketua senat Unila Muhammad Basri menjadi Dekan FKIP direncanakan akan dikukuhkan pada Senin, 22 Agustus mendatang.
Menariknya lagi, di antara papan bunga tersebut ada milik Wakil Rektor I Heryandi yang juga ditetapkan tersangka oleh KPK bersamaan dengan Muhammad Basri dan Prof Karomani.
BACA JUGA:Petinggi Unila Rapat Darurat Minggu Pagi Usai KPK Rilis Keterangan OTT Rektor Prof. Karomani
Diketahui, Wakil Ketua KPK RI Nurul Ghufron mengumumkan penahanan para tersangka dugaan tipikor suap dan gratifikasi oleh pennyelenggara negara atau yang mewakilinya.
Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK ini terkait penerimaan calon mahasiswa baru pada Universitas Lampung tahun 2022.
Kegiatan tangkap tangan yang telah KPK lakukan pada Jumat, 19 Agustus 2022, sekitar pukul 21.00 WIB.
“Tim KPK telah mengamankan 8 orang di wilayah Lampung, Bandung, dan Bali,” kata Wakil Ketua KPK RI Nurul Ghufron saat konferensi pers kegiatan tangkap tangan KPK terkait dugaan Tipikor suap penerimaan calon mahasiswa baru di Unila Tahun Ajaran 2022, yang disiarkan melalui channel YouTube KPK RI, Minggu pagi 21 Agustus 2022.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Bakal Evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Adapun ke 8 orang tersebut yakni KRM, rektor Unila periode 2020-2024; HY, wakil rektor 1 Bidang Akademik Unila; MBM ketua senat Unila; BS, kepala Biro Perencanan dan Hubungan Kemasyarakatan Unila; ML, dosen; HF, dekan Fakultas Teknik; AT, ajudan KRM; serta AD dari pihak swasta.
“Selain itu ada 2 orang turut bersangkutan hadir untuk menemui tim KPK di gedung KPK. Yaitu AS, wakil rektor 2 Bid Administrasi Umum dan Keuangan Unila. Dan TW, staf HY,” kata Nurul Ghufron. (*)