Heboh Stagflasi 'Goyang' Indonesia, Begini Penjelasan BI

Rabu 31-08-2022,11:04 WIB
Reporter : Ajeng Monika Selis
Editor : Ari Suryanto

RADARLAMPUNG.CO.ID -  Bank Indonesia melalui akun resmi Twitternya turut menanggapi meluasnya stagflasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dilansir dari akun Twitter @bank_indonesia, stagflasi dapat diartikan sebagai kondisi di mana angka pertumbuhan ekonomi melambat.

Angka pengangguran pun tinggi disertai dengan biaya hidup yang tinggi pula.

Resiko stagflasi diungkapkan BI, salah satunya dipicu oleh peningkatan infasi sebagai respons pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif.

BACA JUGA:Pengetatan Kebijakan Ekonomi Jadi Langkah Bank Indonesia Hadapi Stagflasi

Hal itu diungkapkan melalui cuitan akun Twitter @bank_indonesia, terkait tingginya ketidakpastian global yang saat ini terjadi, sehingga mendorong terjadinya lonjakan harga komoditas pangan dan energi.

Lonjakan harga pada komoditas pangan dan energi juga akan berdampak pada tingginya inflasi di berbagai negara di dunia.

Dampak dari meluasnya stagflasi dengan kondisi yang ada di Indonesia dapat dirasakan masyarakat.

Tekanan inflasi global terus mengalami peningkatan akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan, terutama masalah pangan.

BACA JUGA:Digitalisasi Bidang Farmasi Antarkan Bio Farma Raih Sertifikat INDI 4.0 dari Kemenperin

Dampaknya, resiko stagflasi mengalami perluasan di berbagai negara termasuk Indonesia.

Posisi resiko stagflasi Indonesia cenderung rendah, hal ini diketahui dari grafik data per Juli 2022 yang diungkap BI melalui akun resmi Twitter @bank_indonesia pada Rabu, 31 Agustus 2022.

Posisi tersebut dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang cukup baik.

Bank Indonesia, dalam cuitannya menyebutkan beberapa kemajuan sektor ekonomi di Indonesia di triwulan II 2022.

BACA JUGA:Urusan Hukum, Bank Lampung Gandeng Kejati

Kategori :