Mereka menyebut, bagaimanapun juga BBM adalah sumber utama pengemudi transportasi online untuk mencari nafkah.
Kedua, pihaknya meminta diberikan subsidi transportasi transportasi. Menurutnya, dulu khusus untuk kendaraan transportasi mendapatkan subsidi pembelian BBM baik roda dua maupun roda empat.
"Saya rasa bisa, karena Pertamina juga sudah punya aplikasi my Pertamina sehingga satu driver satu aplikasi," lanjutnya.
Selain itu, pengemudi transportasi online juga keberatan dengan kenaikan tarif ojol. Karena Bandar Lampung ini berbeda dengan kota besar lainnya seperti Medan, Palembang, Surabaya, Semarang.
BACA JUGA:Todong Karyawan Minimarket Dengan Gunting, Dua Perampok di Pesawaran Gasak Uang Puluhan Juta
"Bagi mereka (kota lain) mungkin kenaikan tarif itu berkah karena memang orderannya rame dan kebutuhan akan transportasi online yang cukup tinggi. Tapi kalau di Kota Bandar Lampung, kalau kemudian ini yang ada tarif dinaikkan lagi masyarakat itu jelas akan sangat keberatan akan sangat kembali memilih alternatif lain," lanjutnya.
Ini akan berdampak pada penghasilan pengemudi ojol di Lampung. Karena pada akhirnya kenaikan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah pusat itu akan sia-sia, tidak ada guna dan tidak akan membawa manfaat dan tidak akan menambah kesejahteraan untuk kawan-kawan ojol.
Selain itu, pengemudi ojol ini juga berharap hadirnya sebuah peraturan yang mengatur transportasi online.
"Kami berharap kedepannya ada Perda tentang transportasi online. Nantinya Perda itu sedikit banyak akan menyinggung soal PAD di daerah," lanjutnya.
BACA JUGA:Unila Gelar Audiensi dengan Gubernur Lampung, Ini yang Dibahas
Perda tersebut juga didorong agar dapat melindungi para pengemudi ojol. Selain itu pengemudi ojol juga berharap pemotongan biaya aplikasi untuk bisa dikurangi sampai 10%. (rma