"Lampung cukup baik dari bidang pariwisata dan produk pertanian dan diharapkan kedepan ada produk yang nilai tambah nya lebih tinggi daripada yang sudah ada," kata Harri.
Selain itu, potensi pasar diluar Indonesia juga besar seperti di Nigeria. Di mana, Indonesia bisa menyontoh Nigeria. Karena di Nigeria, yang memiliki penduduk sebanyak 218 juta dan juga negara berkembang dengan populasi penduduk yang meningkat.
"Namun, mereka dapat memanfaatkan sumberdaya alam mereka yang kaya untuk mendapatkan nilai tambah dan membuat negara industri yang bisa mencukupi kebutuhan pangan rakyat. Ini adalah satu peluang tidak hanya investasi tapi juga bisa jual produk kesana. Karenanya ini bisa di contoh Indonesia, termasuk di Lampung," lanjut Harri.
Kemudian, Nadjib Riphat Kesoema Dubes Australia 2012-2017 mengatakan potensi kerjasama yang dibangun Indonesia - Australia bisa dimanfaatkan. Apalagi kedekatan yang terbentuk, salah satunya ekspor yang 100 persen tidak ada batas dan tidak ada pajak.
"Namun, yang harus diperhatikan, termasuk Pemprov Lampung ialah soal kualitas dan kontinuitas. Jadi barang yang di ekspor maka harus diperhatikan standar nya dan UMKM di lampung sangat berpotensi untuk mengirim barang ke Australia karena mereka suka seni tradisional dan yang bersifat etnik dari negara mana pun," lanjut Nadjib.
Karenanya potensi yang sudah ada ini harusnya dimanfaatkan masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Lampung sebaik mungkin dalam memperluas pasar pemasaran produk lokal secara internasional. (*)