Pihak pekon dan warga berupaya membentengi longsor dengan mengunakan karung diisi tanah.
"Upaya ini kami lakukan karena tidak ada lagi cara lain. Dan ini tidak menjamin dengan besaran air hujan yang masuk lokasi," tegasnya.
Febi juga mengharapkan langkah dari pemerintah. Di mana, saat longsor menyeret satu rumah awal tahun lalu, pemkab sempat meninjau lokasi.
"Lokasi longsoran ini pembuangan air dari jalan nasional dan pemukiman warga. Maka, ketika hujan lebat, aliran air sangat besar dan cepat menggerus longsor yang memang sudah terjadi sejak awal tahun," sebut dia.
BACA JUGA: Dikabarkan Meninggal Dunia karena Gagal Ginjal Akut, Begini Penjelasan Orang Tua Bayi 11 Bulan
Diketahui, longsor di Pemangku Simpang Dua, Pekon Mutar Alam, Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat kian mengancam pemukiman warga.
Pemangku Simpang Dua Amsor Miadi mengatakan, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan kawasan tersebut kembali longsor.
Ketika longsor pertama, rumah milik Suryadi sudah terseret.
Saat ini, dua rumah yang ditempati Jamsah dan Romyani terancam. Bahkan bagian kondisi sudah menggantung akibat tanah yang tergerus.
BACA JUGA: Paripurna Pengumuman dan Usul Pemberhentian Bupati-Wakil Bupati, Parosil: Terima Kasih Lampung Barat
Amsor berharap Pemerintah Kabupaten Lampung Barat segera mengambil langkah untuk menangani longsor tersebut.
"Saat longsor pertama, Pemkab Lambar langsung memberikan respon dan menyebutkan akan dilakukan penanganan. Namun sejak saat itu belum ada tindakan. Sementara longsor terus terjadi," tegas Amsor. (*)