Problematika Politik Identitas di Indonesia

Senin 31-10-2022,11:04 WIB
Editor : Yuda Pranata

BACA JUGA:Pandangan Marissa Anita Tentang Mencintai Diri Sendiri Atau Self Love, Simak Penjelasannya Berikut Ini

Dinamika Toleransi di Indonesia

Jika kita menilik sejarah panjang peradaban Indonesia, maka kita akan mengenal adanya peradaban agama Hindu dan Budha yang sudah terlebih dahulu ada jauh sebelum kedatangan agama Islam dan Nasrani yang dibawa oleh pedagang Arab dan penjajah Portugis dan Belanda khususnya dikawasan Indonesia bagian timur.

Bahkan dikisahkan adanya perseteruan yang sangat mendasar hingga menimbulkan korban jiwa antara pemeluk agama Hindu dan Budha tersebut. Tepatnya pada masa dinasti Syailendra dimana pada awalnya agama Hindu menjadi agama keluarga raja, namun pada masa panangkaran berubah menjadi agama Budha yang menjadi agama kerajaan. 

Berubahnya agama kerajaan menyebabkan pecahnya wilayah Mataram menjadi dua bagian yaitu bagi keluarga kerajaan yang beragam Budha berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan sedangkan bagi keluarga kerajaan yang beragama Hindu berkuasa di Jawa Tengah bagian Utara.

Berbagai upaya dilakukan untuk menyatukan dua kerajaan ini yang berakhir dengan diadakannya pernikahan antara Rakai Pikatan yang beragama Hindu dengan Pramuwardani yang beragama Budha. Yang kemudian melahirkan adanya dua bangunan candi yaitu Borobudur yang bercorak Budha dan candi Prambanan yang lebih dekat kepada agama Hindu.

BACA JUGA:Upss, Pidana Justru Bisa Mengancam UMKM yang Dapat Bantuan, Berikut Ini yang Harus Dihindari

Yang dalam penerapannnya antara penganut di dalam Agama Hindu dan Budha terjadi perbedaan yaitu, antara pemeluk agama Hindu di Bali dengan di Tengger.

Masyarakat Tengger lebih suka menyebut agamanya dengan Hindu Tengger, karena sudah ada beberapa perbedaan ritual peribadatan antara Hindu Bali dan Tengger atau bahkan dengan pusatnya sendiri di India.

Demikian juga halnya dengan sejarah agama Nasrani yang juga terpecah dalam dua bagian utama yaitu Kristen protestan dan kristen Katolik. Munculnya Kristen Protestan sendiri diawali dengan munculnya para reformasi yang mengkritik otoritas kepausan dan mempertanyakan terkait munculnya berbagai penyalahgunaan dan ketidaksesuaian gereja katolik sebagai pusat politik dan budaya Kriten di Eropa.

Gerakan ini sendiri di motori oleh Martin Luther, John Calvin, Ulrich Zwingli dan Henry VIII. Gerakan ini juga menghasilkan perang berkepanjangan, penganiyaan antara dua penganut agama ini khususnya di wilayah Eropa.

BACA JUGA:Tangani Banjir, Pemkot Metro Koordinasi ke BBWS Mesuji Sekampung, Ini Rekomendasi yang Didapat

Dalam perjalanannya paham Kristen Protestan masuk ke Indonesia banyak dibawa oleh penjajah Belanda. Sedangkan paham Kristen Katolik banyak dibawa oleh penjajah Portugis.

Hal ini yang kemudian membedakan corak penyebaran dua aliran agama tersebut, dimana untuk kristen protestan banyak dianut oleh masyarakat Indonesia bagian barat sedangkan paham kristen Katolik banyak dianut oleh penduduk Indonesia bagian Timur.

Seiring dengan hal tersebut, agama Kristen di Indonesia juga mengalami berbagai perbedaan antara pemeluknya yaitu dengan munculnya kelompok-kelompok penganut agama berdasarkan suku dan budaya seperti kemunculan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berpusat di tanah Batak,Gereja Kristen Pasundan (GKP) di tanah Pasundan dan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Jawa Timur. Bahkan beberapa gereja di Kediri dan Jawa Tengah menggunakan bahasa Jawa dalam kebaktian setiap minggunya.

Bagaimana dengan Islam? Tidak jauh berbeda, pasca meninggalnya Nabi Muhammad, telah muncul bibit-bibit perbedaan diantara sahabat yang puncaknya pada wafatnya khalifah Ali dengan munculnya kelompok Khawarij yang terus berkembang hingga munculnya Mu’tazilah, Sunni, Wahabi. Dari sini kemudian penganut agama Islam di Indonesia mengalami perbedaan ada yang bergabung dalam LDII, NU, Muhammadiyah, Persis, FPI dan HTI.

Kategori :

Terkait