Hal itu, kata dia, tentu sangat menggembirakan karena seluruh anak bangsa memiliki kesempatan yang sama.
Persoalannya, iklim yang begitu terbuka ini membuat kontestasi politik yaitu pemilihan umum berlangsung begitu terbuka, yang akhirnya uang terkesan menjadi segalanya.
Rekam jejak, pengalaman, dan indikator-indikator lain kadang menjadi tidak signifikan menjadi pertimbangan pemilih.
Kondisi tersebut mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada KPU, Bawaslu maupun stakeholder lain terkait untuk tidak lelah melakukan pendidikan politik khususnya kepada para calon pemilih.
BACA JUGA:Paman Bejat, Tega 8 Kali Setubuhi Keponakan Saat Tertidur Lelap
Karena reformasi politik dimana rakyat bisa memilih secara langsung, tidak diikuti dengan percepatan peningkatan pengetahuan masyarakat.
"Kondisi ini yang menjadi salah satu faktor kenapa pemilu di Indonesia cenderung sangat riuh dengan politik uang dan masyarakat menjadi sangat pragmatis," ucapnya. (*)