Jelang KTT G20, Menko Luhut Resmikan PLTS Terapung Milik PLN di Bali

Jumat 11-11-2022,20:15 WIB
Editor : Alam Islam

Darmawan juga menegaskan komitmen PLN dalam transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060 dengan mengutamakan potensi alam yang berlimpah, sekaligus menggerakkan perekonomian nasional. 

Menurut dia, dengan menggunakan produk lokal dalam pembangunan pembangkit, maka ekonomi Indonesia bisa ikut terangkat. 

"Untuk transisi energi membutuhkan lebih dari USD 700 miliar atau Rp 10 ribu triliun. Kalau itu menjadi pangsa pasar produk luar negeri, ekonomi kita akan melambat, job creation-nya bukan di Indonesia, tetapi di negara-negara lain," tegas Darmawan. 

Melalui subholding PLN Indonesia Power, perseroan menyelesaikan proyek PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua ini hanya dalam satu bulan dua minggu. 

BACA JUGA: Warga Lampung Timur Tewas Diserang Gajah, TNWK Ambl Langkah Ini

PLTS terapung ini dibangun di atas area seluas 0,35 hektare atau 1 persen dari luas Waduk Muara Nusa Dua. 

Proyek ini merupakan penugasan pemerintah pada 19 Juli 2022. Pada September 2022 dilakukan sejumlah pekerjaan mulai dari proses perizinan, konstruksi hingga sinkronisasi tahap pertama. 

PLTS Terapung Muara Nusa Dua mendapatkan sertifikat laik operasi (SLO) pada 28 Oktober 2022. 

"Proyek PLTS ini juga wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," terangnya. 

BACA JUGA: Siaga Bencana, BPBD Pringsewu Siapkan Call Center 0729-21108

Darmawan juga menyampaikan apresiasi kepada para stakeholder yang terlibat. Baik dari kementerian koordinator, kementerian terkait, Gubernur Bali dan pihak lainnya yang telah berkontribusi aktif dalam pembangunan PLTS. 

"Tugas PLN adalah memang menyediakan listrik. Tetapi di masa depan dengan adanya transisi energi our main job is to take care the environment, sedangkan listrik adalah by product kami," tegas  Darmawan. (*)

Kategori :