Oleh : Gun Gun Nugraha, S.Si., M.S.E.*
*Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung
RADARLAMPUNG.CO.ID-Seorang penulis buku terkemuka, Richie Norton, pernah menulis sebuah quote “Every sunset is an opportunity to reset. Every sunrise begins with new eyes.” Setiap kita selalu memiliki kesempatan untuk me-reset. Hari-hari lalu yang kurang bermakna, biarlah berlalu, dan cukup kita jadikan materi berkontemplasi, ber-muhasabah. Pengharapan baru harus selalu dihadirkan setiap waktu agar semangat terus menggebu.
Dalam konteks yang lebih luas, --civil society--, harapan komunal menuju semangat dan harapan baru secara paralel juga mesti kita dorong. Cita-cita individu yang terkolektif akan menjadi modal besar untuk memulai segalanya. Awal tahun adalah waktu yang tepat untuk membangun benchmark, men-declare semangat baru dan cita-cita kami tahun 2023.
Pada tanggal 21 Desember 2022 lalu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengadakan Seminar Outlook Perekonomian 2023: The Bright Spot in Asia bertajuk Menjaga Resiliensi Ekonomi melalui Transformasi Struktural. Harapan baru pemerintah pusat yang cukup ambisius dan optimis.
Melansir www.kominfo.go.id, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,3 persen. Ini artinya, di tengah pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih dan gejolak ekonomi global yang belum mereda, pemerintah cukup optimis. Pemerintah meyakini konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor masih mampu tumbuh positif di tengah melambatnya ekonomi global. Di sisi lain, pemerintah juga menargetkan stabilitas inflasi pada kisaran 2–4 persen meskipun hingga kini rantai pasok global masih mengalami tekanan.
Dari sisi ketenagakerjaan, implementasi UU Cipta kerja diejawantahkan dengan kebijakaan yang adaptif, resilien, dan inklusif yang dilakukan melalui active labour policy yang sebagian besar meliputi pelatihan pendidikan dan pelatihan vokasi. Harapannya, strategi ini akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM sehingga produktivitas nasional dapat meningkat.
Dengan adanya kesiapan ekonomi nasional dalam menghadapi tantangan yang ada, Indonesia diperkirakan bisa menjadi The Bright Spot in Asia. Ekonomi Indonesia akan tetap resilien meski ekonomi global akan diselimuti dengan kabut tebal. Namun, perlu diperhatikan kembali bahwa keberhasilan tersebut hanya akan didapat dengan kerja keras seluruh elemen bangsa.
Pun demikian halnya dengan Provinsi Lampung. Dengan geographic advantage-nya yang strategis, kaya akan potensi alam, ditambah jumlah penduduk usia produktif yang berlimpah, rasa optimisme tentunya harus terus dibangun.
Berdasarkan catatan BPS, capaian makro pembangunan Provinsi Lampung menjelang tahun 2023 banyak mengalami peningkatan di tengah ancaman pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih dan ripple efect akibat konflik geopolitik.
Pertumbuhan ekonomi Lampung secara year on year pada kuartal 3-2022 mencapai 3,91 persenatau lebih baik jika dibandingkan kuartal yang sama pada tahun 2021 yang mencapai 3,00 persen. Untuk inflasi, meskipun sempat mengalami tren meningkat beberapa bulan terakhir, namun menjelang akhir tahun angka inflasi gabungan year on year di Provinsi Lampung juga mengalami perbaikan. Pada kondisi November, inflasi gabungan mencapai 5,89 persenatau lebih baik dibandingkan Oktober yang mencapai 6,43 persen. Harapannya, pada tahun 2023, angka inflasi kembali berada pada kisaran 2–4 persen sebagaimana yang ditargetkan.
Dari sisi ketenagakerjaan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi Lampung pada kondisi Agustus 2022 juga lebih baik dibandingkan Agustus 2021. Pada Agustus 2022, TPT mencapai 4,52 persen sedangkan pada Agustus 2021, TPT mencapai 4,69 persen. Hal ini menunjukkan serapan tenaga kerja di Lampung terus mengalami peningkatan.
Demikian halnya dengan perbaikan angka kemiskinan dan distribusi pendapatan penduduk (gini ratio). Pada Maret 2021, persentase penduduk miskin di Lampung mencapai 12,62 persen dan pada Maret 2022 menurun menjadi 11,57 persen. Ketimpangan pendapatan penduduk di Lampung masih terkategori rendah (nilai gini ratio di bawah 0,400). Pada Maret 2021, gini ratio mencapai 0,323, kemudian pada Maret 2022 membaik menjadi 0,314.
Terakhir, perkembangan pembangunan manusia yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia. IPM Provinsi Lampung tahun 2022 mencapai 70,45 atau masuk ke dalam kategori tinggi. Pada tahun 2021, IPM Lampung masih berstatus sedang dengan capaian 69,90.
Adanya perbaikan dan meningkatnya capaian makro pembangunan di Provinsi Lampung menjelang tahun 2023 harus menjadi pemicu kolektif bahwa tahun depan kita bisa lebih akseleratif.
Tahun 2023, diperkirakan kondisi global masih dihantui ketidakpastian. Oleh sebab itu, agar harapan komunal Provinsi Lampung bisa terwujud maka setiap elemen masyarakat dituntut saling kolaboratif, kontributif, dan sinergi. Tahun baru harus dijadikan momen membangun harapan baru, semangat baru, dan aksi baru bagi kita semua untuk turut mewujudkan Rakyat Lampung Berjaya.(*)