Selain Lato-lato, Ini Permainan Tradisional yang Masih Dimainkan Anak-anak Hingga Saat Ini

Senin 16-01-2023,12:29 WIB
Reporter : Rimadani Eka Mareta
Editor : Yuda Pranata

Permainan keong paling diminati oleh anak perempuan. Namun, kadang-kadang ada juga anak lelaki yang ikut bermain. Permainan ini membutuhkan keong sebanyak enam buah. Keong yang digunakan sama besarnya.

Jika tidak ada keong, bisa diganti dengan batu kerikil. Selain itu, dibutuhkan sebuah bola, boleh bola kasti, bola pingpong, atau bola karet. 

6. Main Kelereng (Gundu)

Permainan kelereng sering juga disebut dengan permainan gundu atau guli. Di daerah Jawa, permainan ini disebut bermain nekeran, di Palembang disebut ekar, dan di Banjar disebut kleker.

BACA JUGA:Adopsi Web 3 untuk Ekonomi Kreatif Indonesia, Nilai Tambah UMKM

Permainan ini banyak diminati oleh anak laki-laki, tetapi kadang anak perempuan ikut bermain juga. Banyak bentuk permainan kelereng. Berikut beberapa bentuk yang umum dilakukan anak-anak.

7. Layang-layang

Permainan layang-layang mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-20. Bermain layang-layang sangat menyenangkan apalagi jika layang-layang yang kita terbangkan melayang tinggi di udara. Bermain layanglayang bisa dilakukan sendiri atau bersama teman.

Layang-layang bisa didapatkan di pasar, bisa juga dibuat sendiri. Cara menerbangkannya menggunakan benang. Benang layang-layang tergantung layang-layang yang digunakan. Jika layang-layang ringan, cukup dengan benang jahit. Jika layang-layang berat, harus menggunakan benang pancing.

Menerbangkan layang-layang harus di tempat terbuka dan ada anginnya. Layang-layang tidak bisa terbang tanpa bantuan angin. Permainan ini menuntut keahlian menerbangkan layang-layang. Para pemain diharapkan dapat mengambil keputusan dengan tepat untuk menarik atau mengulur benang layang-layangnya.

BACA JUGA:Tur ke 5 Negara, Album Birdy Ceritakan Kehidupan Pamungkas Lebih Dalam

8. Main Congklak

Permainan ini tersebar di seluruh daerah Indonesia dengan nama daerah masing-masing. Orang Jawa menyebutnya dengan bermain dakon.

Orang Sumatra umumnya menamai permainan ini dengan congklak. Namun, di Lampung, permainan ini disebut dentuman. Masyarakat Sulawesi menamainya mokaotan.

Meskipun namanya berbeda, pola bermain tetap sama. Pemainnya hanya dua orang. Permainan ini membutuhkan papan congklak.

Dulu, papan congklak dibuat dari kayu, diberi lubang sesuai kebutuhan. Sekarang, papan congklak ada yang dibuat dari plastik dan dijual di pasar.

Kategori :