Kemudian, benang pengaman yang menyatu. Bahan uang kertas asli, dibuat dari serat kapas yang mempunyai benang pengaman.
Itu adalah tanda pada uang asli yang tertanam di tengah ketebalan kertas. Dengan begitu terlihat seperti dianyam dan tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah.
Benang pengaman uang asli bisa dibuat tidak memendar atau memendar jika di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau bisa beberapa warna.
Sementara pada uang palsu, secara umum benang terasa sama dengan bahan kertas dan terlihat menyatu.
BACA JUGA: Meski Mengajukan Izin, Angel's Wing Tetap Tak Bisa Jadi Diskotik di Lokasi Saat Ini
Untuk gambar, angka, dan logo BI tidak menyala jika disinari dengan sinar ultraviolet (UV), maka bagian depan uang asli akan menyala.
Pada bagian yang menyala ini terdapat sebagian desain gambar, angka dan logo BI. Ciri-ciri ini tidak dimiliki oleh uang palsu ketika dilihat dengan sinar UV.
Ciri selanjutnya, kode tuna netra tidak terasa saat diraba. Untuk uang asli mempunyai kode tuna netra atau blind code berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang.
Tanda ini akan terasa kasar jika diraba. Pada uang palsu, tidak akan ada kode khusus tersebut.
BACA JUGA: Pejabat Itjen Kemendikbudristek Disebut Ikut Titip Mahasiswa ke Unila
Tidak ada cetakan kasar di beberapa bagian. Selain pada bagian kode tuna netra, uang asli memiliki banyak bagian yang terasa kasar.
Di antaranya pada bagian nominal uang, logo garuda atau lainnya.
Sementara, untuk uang palsu secara umum tidak ada jenis cetakan kasar. Di mana, semua bagian cetakan terasa halus dan licin saat diraba.
Ciri terakhir yang bisa diperiksa, tidak ada rectoverso saat diterawang.
BACA JUGA: Dua Terpidana Kasus Korupsi Bayar Denda, Rp 700 Juta Masuk Kas Negara
Pada uang asli, khususnya rupiah, didesain dengan gambar saling isi atau rectoverso dari logo Bank Indonesia (BI).