Hasil penelitian menunjukkan kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pesawaran dalam kategori baik. Melalui uji F diperoleh F hitung sebesar 14,904 jauh lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3,422. Oleh karena itu, budaya organisasi (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama (pada waktu yang sama) berpengaruh terhadap kinerja pegawai ( Y). Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis di atas dapat dibuktikan atau diterima hipotesis yang diajukan, yang menunjukkan bahwa budaya organisasi (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y). Koefisien Determinasi (KD) = R2 0,554 x 100% = 55,4%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai adalah 55,4%, dan sisanya 44,6% disebabkan oleh penyesuaian faktor lain yang tidak penulis teliti dalam artikel ini
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pesawaran. Dari hasil penelitian melalui uji hipotesis parsial melalui uji-t didapatkan nilai t hitung Penghargaan terhadap kinerja pegawai sebesar 4,742 dan thitung> t tabel sebesar 1,711. Koefisien determinasi budaya organisasi terhadap kinerja pegawai sebesar 46,2%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 46,2% di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pesawaran
2. Motivasi kerja berdampak pada kinerja pegawai. Dari hasil penelitian uji hipotesis parsial melalui uji-t, terlihat bahwa motivasi kerja menghitung kinerja pegawai sebesar 2,219, dan hasil thitung sebesar 2,219> t tabel 1,711. Koefisien determinasi motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 13,6%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pesawaran menyumbang 13,6%.
3. Terdapat pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pesawaran, hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis secara simultan menghasilkan 14,904 hasil yang jauh lebih tinggi dari nilai Ftabel = 3,422 dan taraf signifikansi 5%. Jadi Fhitung adalah lebih besar dari Ftabel (F hitung > F tabel). Besarnya koefisien determinasi (KD) = 57%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai adalah 55,4%, dan sisanya 44,6% disebabkan oleh penyesuaian faktor lain yang tidak penulis teliti dalam artikel ini.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas, rekomendasi yang diberikan penulis adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan indikator budaya organisasi adalah dengan cara memberikan arahan dan punishment bagi pegawai yang sering terlambat karena hal ini dapat mempengaruhi budaya organisasi menjadi kurang baik.
2. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan indikator motivasi kerja adalah dengan cara menawarkan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi, karena ini dapat menjadi motivasi yang baik untuk meningkatkan kinerja pegawai.
3. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan indikator kinerja pegawai adalah dengan cara memberikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan job description dan kemampuan serta kompetensi dari masing-masing karyawan sehingga pekerjaan dapat dengan mudah diselesaikan dan tepat wakt
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan.PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Armanu Thoyib. 2005. Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep. Jurnal. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang