RADARLAMPUNG.CO.ID - Hingga saat ini Koperasi Handayani Bandar Lampung belum juga menepati janjinya terhadap para anggotanya yang tidak lain adalah guru TK dan SMP, untuk membayarkan tabungan lebaran tahun 2023.
Berdasarkan pantauan Radarlampung.co.id, Koperasi Handayani terlihat tutup sejak pagi hari, bahkaan wartawan ini beberapa kali kembali ke tempat tersebut guna memastikan buka atau tidak.
Namun ternyata koperasi masih dalam kondisi yang sama, yakni tertutup dan terkunci.
Beberapa guru terlihat datang menggunakan baju harian.
BACA JUGA:Perpres Nomor 21 Tahun 2023, Jam Kerja ASN Fleksibel, Ini Ketentuannya
Salah seorang wanita yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan ia sedang menunggu koperasi buka, namun setelah ditunggu tidak kunjung buka juga.
“Sepi gini mba, dari tadi saya nungguin buka gak buka-buka, saya mau nanyain tabungan lebaran udah bisa cair belum. Kan janjinya dalam waktu dekat ini, besok sudah mulai libur kok ini malah tutup, apa menghindari kita ya?,” kata wanita berhijab ungu itu, Selasa 18 April 2023.
Menurutnya, sebelum berjanji akan membayarkannya, Ketua Koperasi Handayani Huyung menyebutkan bahwa uang yang ditabung dari pemotongan gaji setiap bulan tidak bisa dicairkan.
“Dia bilang uangnya gak ada, kemana? Kok bisa gak ada? Gak bisa gitu harus dipertanggung jawabkan. Soalnya setiap bulan dipotong gaji kita, giliran mau diambil kok gini,” ujarnya.
BACA JUGA:Bawa Kabur Sepeda Motor Pencari Rumput, Warga Jabung Diamankan
Oleh Karenanya, dirinya berharap Koperasi bisa benar-benar memberikan haknya sebelum Idul Fitri tiba, yang diketahui tinggal hitungan hari.
Ketua Koperasi Handayani Bandar Lampung Huyung belum bisa dimintai keterangannya karena saat akan dikonfirmasi ulang, kantornya dalam keadaan tutup.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Bandar Lampung Riana menyebutkan jika hingga kini dirinya belum mengetahui adanya permasalahan tersebut.
“Saya belum tahu sejauh ini, Tapi akan saya cek dahulu dan tanyakan informasinya ya,” ujarnya singkat.
BACA JUGA:Ini Menurut Ahli Bahasa sehingga Kasus Bima Dihentikan