Dampak Keracunan Makanan, Disdikbud Bandar Lampung Hentikan Sementara Pendistribusian MBG
Imbas ratusan siswa keracunan, Disdikbud Bandar Lampung menghentikan sementara distribusi makanan. ILUSTRASI/FOTO INDONESIA.GO.ID--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bandar Lampung menghentikan sementara pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk wilayah Kecamatan Sukabumi.
Langkah ini dilakukan setelah ratusan siswa keracunan makanan yang didistribusikan dalam program MBG, Jumat, 29 Agustus 2025.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bandar Lampung Mulyadi, membenarkan hal tersebut.
Ia menyatakan, penghentian sementara distribusi MBG ini atas rekomendasi Dinas Kesehatan Bandar Lampung.
BACA JUGA:Ketua Komisi IV DPRD Bandar Lampung Desak Evaluasi Menyeluruh Pasca Keracunan Massal Siswa
"Diskes merekomendasikan (distribusi MBG) dihentikan sementara," kata Mulyadi kepada Radarlampung.co.id, Rabu, 3 September 2025.
Dilanjutkan, dari data penelusuran Disdikbud Bandar Lampung, ada ratusan siswa dari empat sekolah yang diduga keracunan MBG.
Yakni SDN 1 Sukabumi, SDN 2 Campang Raya, SMPN 31 Bandar Lampung dan SMKN 5 Bandar Lampung yang berlokasi di Kecamatan Sukabumi.
Untuk kondisi siswa di dua SD dan SMPA sudah membaik. Sementara siswa SMK menjadi wewenang provinsi.
BACA JUGA:Dikabarkan, Siswa Dua Sekolah di Bandar Lampung Diduga Keracunan MBG, Sampel Dibawa Ke Lab BBPOM
Lebih lanjut Mulyadi menjelaskan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Bandar Lampung masih melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel yang diduga menjadi penyebab keracunan makanan yang dialami ratusan siswa.
"Semestinya, pihak penyedia MBG mencicipi terlebih dahulu makanan yang akan didistribusikan ke sekolah. Hal ini sangat penting supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan (seperti keracunan makanan)," tegas Mulyadi.
Di sisi lain, Mulyadi menyatakan belum bisa memastikan bahwa keracunan makanan itu berasal dari menu Makan Bergizi Gratis. Ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
"Benar atau tidaknya keracunan itu dari menu MBG yang didistribusikan ke sekolah, kami belum tahu (pasti)," sebut Mulyadi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
