Artinya, calon jemaah haji lansia jangan sampai memaksakan diri beribadah ketika kondisi fisik sudah kelelahan.
Calon jemaah haji lansia mesti cukup beristirahat dan fokus untuk menghadapi puncak ibadah haji seperti wukuf di Arafah dan rukun lainnya.
Tidak hanya kelelahan fisik. Terkadang jemaah haji lansia juga mengalami demensia.
BACA JUGA: Tambahan 7.360 Kuota Haji Reguler, Kriteria Ini Bakal Jadi Prioritas
Yaitu sebuah kondisi di mana jemaah haji lansia mengalami kemunduran proses berpikir.
Ini menyebabkan jemaah haji lansia tidak sadar berada di mana dan lupa dengan hari dan waktu.
Terkait banyaknya calon jemaah haji lansia, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag sudah mengambil sejumlah langkah.
Di antaranya dengan menguatkan petugas layanan jemaah haji lansia.
BACA JUGA: Waiting List Puluhan Tahun? Calon Jemaah Haji Bisa Coba Jalur Ini
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat mengungkapkan, Kemenag sudah menyiapkan mitigasi layanan jemaah haji lansia.
Terlebih, tidak adanya pendamping dari calon jemaah haji lansia dan penggabungan mahram.
Nantinya bakal ada kepala bidang pelayanan lansia dan disabilitas. Mereka akan dibantu oleh kepala seksi pada setiap kantor daerah kerja.
Pada setiap sektor wilayah bakal disiapkan 10 orang petugas haji ramah lansia yang siap untuk memberikan pelayanan setiap waktu.
BACA JUGA: Ada Tambahan 640 Kuota Haji Khusus, Daerah Ini Jadi Prioritas
Langkah persiapan selanjutnya adalah menyiapkan buku panduan untuk manasik haji dan umrah yang ramah lansia.
Buku tersebut bakal menjadi panduan dalam pelaksanaan manasik jemaah lansia.