BACA JUGA: Bebas Dari Penjara, DPO Curas Kembali ke Kampung, Katanya Kangen Bunda, Ternyata…
Melalui tim tersebut, uang ORI dikerjakan dengan proses waktu setiap hari.
Mulai dari pukul 7 pagi sampai dengan jam 10 malam dengan awal pengerjaan yang dimulai pada Januari 1946 silam.
Namun, proses pencetakan uang ORI dihentikan di Jakarta pada bulan Mei 1946 kerena situasi keamanan yang terganggu.
Akhirnya terpaksa dipindahkan ke daerah-daerah lainnya. Seperti Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Ponorogo.
BACA JUGA: BUMN Luncurkan Website Pakai Molis, Permudah Dapatkan Info Soal Kendaraan Listrik
Maka dari itu ORI pertama kali diedarkan pada 30 Oktober 1946 dan yang bertandatangan langsung di atas ORI yakni A.A Maramis.
Meskipun sejak November 1945, A.A Maramis tidak lagi menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Melainkan pada waktu ORI beredar Kabinet Sjahrir III yang menjadi Menteri Keuangan adalah Sjafruddin Prawiranegara.
Bernilai ratusan juta per lembarnya, uang kuno pertama di Indonesia ini memiliki harga yang melambung tinggi berkisar Rp 150 juta per lembarnya.
BACA JUGA: Viral! Tiket Konser Colplay Dijadikan Mas Kawin
Pada masa peredarannya Oeang Republik Indonesia belum bisa menjangkau ke seluruh wilayah.
Penyebabnya karena merasa kesulitan melakukan pemisahan data yang terjadi dalam memperkirakan indikator-indikator perekonomian lainnya.
Yakni seperti neraca perdagangan, posisi cadangan devisa dan keuangan negara sulit dikendalikan.
Sehingga menyebabkan pemerintah Indonesia memberikan otoritas kepada daerah untuk mengeluarkan mata uang sendiri.
BACA JUGA: Viral, Arisan Mewah Hingga Rp 2,5 M di Makassar Jadi Incaran Kantor Pajak