Basuki Wibowo mengungkapkan, tidak ada penyimpangan dalam budidaya lebah tersebut. Ia pun memiliki bukti.
Menurut dia, nilai untuk empat kelompok penerima program budidaya masing-masing Rp 200 juta.
”Total Rp 800 juta," sebut Basuki Wibowo dikonfirmasi Radarlampung.co.id, Sabtu malam, 20 Mei 2023.
Basuki menuturkan, pencairan tahap pertama sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok yang berada di Pekon Penantian, Kecamatan Ulu Belu. Sudah tersalurkan Rp 61 juta seluruhnya.
BACA JUGA:Catat Nih, Ternyata Begini Cara Klaim Asuransi Mobil agar Lancar
"Dana sisanya dititipkan ke saya. Setelah saya cek diperjalanannya waktu, ternyata ada satu kelompok tani yang tidak jalan. Yakni kelompoknya Ukim," ujarnya.
Dilanjutkan, ia kemudian memanggil ketua dan bendahara kelompok tani.
Ternyata dana itu dibayarkan untuk tenaga tenaga kerjanya sebesar Rp 13.500.000.
"Jadi intinya, tidak ada penyimpangan. Karena uang yang dititipkan ke saya atau uang sisa masih utuh. Uang yang dititipkan ke saya masih sekitar Rp 200 juta lebih," terang Basuki.
BACA JUGA:Cari Asuransi Legal dan Terjamin? Ini Lima Rekomendasi yang Bisa Dicoba, Dijamin OJK Loh
Dilanjutkan, kalau sewaktu-waktu kelompok tani membutuhkan dana itu sesuai kebutuhan, maka akan diberikan.
Basuki Wibowo juga mengakui bahwa dalam budidaya lebah tersebut ia menjadi ketua Gapoktan.
"Saya dimintai tanggung jawab. Bagaimana supaya budaya lebah ini jalan. Jadi, untung uang itu tidak saya berikan semuanya. Kalau diberikan mungkin habis, hingga budidaya lebah tidak jalan," ucapnya.
Terkait rekaman percakapan yang disebut ada kalimat pengancaman terhadap ketua kelompok tani, Basuki Wibowo mengatakan, saat itu dirinya sedang ada acara.
BACA JUGA:Muncul Gunung Emas di Kongo, Jadi Tanda-tanda Kiamat?
Saat sampai di Gisting, ia dihubungi istrinya.