Yang artinya : “Hingga apabila perintah kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan dan (muatkan pula) orang ang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh sangat sedikit.”
Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS beserta pengikutnya untuk menaiki bahtera atau kapal besar yang telah selesai dibuat tersebut.
Seketika Nabi Nuh AS bersama pengikutnya yang telah menyiapkan segala perbekalan memasuki kapal beserta semua hewan yang berpasang-pasangan.
BACA JUGA:Auto Cuan! Modal Login Dapat Saldo Dana Gratis 300 Ribu
Seketika itu turunlah hujan lebat yang melanda secara terus menerus. Perlahan, air mulai membanjiri permukaan bumi yang semakin tinggi.
Pada detik-detik terjadinya peristiwa banjir tersebut Nabi Nuh AS dari atas kapalnya masih sempat mengajak anaknya yang bernama kan’an untuk ikut naik ke atas kapal.
Namun, Kan’an masih tetap tak mau mengikuti ajakan dari Nabi Nuh AS, Kan’an justru berusaha menyelamatkan dirinya dengan pergi ke dataran yang lebih tinggi.
Namun begitu, Kan’an masih tetap tidak terselamatkan meski telah naik ke atas puncak gunung tertinggi sekalipun. Kan’an bersama kaum durhaka lainnya terendam banjir, termasuk dengan istri Nabi Nuh AS.
BACA JUGA:Kali Biru Genyem, Kilauan Air Surga di Tanah Papua
Itulah momen dimana semua manusia yang ada di bumi musnah ditelan banjir yang meliputi seluruh permukaan bumi.
Sementara Nabi Nuh AS beserta para pengikutnya yang telah berada di dalam bahtera atau kapal besar selamat dari banjir besar yang melanda hingga mereka berlabuh kembali di Gunung judi sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam Al-Quran Surat Hud Ayat 44.
Kapal tersebut dikemudian hari dikenal dengan nama Bahtera atau Kapal Nabi Nuh yang hingga saat ini masih belum dapat dipastikan terkait penemuan lokasinya. (*)