Usai sampai di Malaka, Portugis kembali terlibat serangkaian konflik dengan kesultanan-kesultanan setempat.
BACA JUGA: Geger Balita di Samarinda Positif Sabu, Kenali Dampak Buruknya
Sebelum akhirnya mampu menaklukkan Malaka pada November 1511.
Portugis melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah dan memperkuat posisinya di Selat Malaka.
Pada masa itu Selat Malaka dikenal sebagai jalur perdagangan internasional yang sangat ramai.
Dan setelah berhasil menaklukan Malaka, Portugis memperluas ekspansinya ke timur kepulauan Nusantara.
BACA JUGA: Ubah Pernyataan, Nikita Mirzani Sebut Antony Dedola Menjadi Mualaf Bukan karena Lingkungan, Tapi....
Portugis memperluas ekspansinya menuju kepulauan Maluku yang terkenal di Seantero Eropa.
Informasi terkait para pedagang di Malaka, Kepulauan Maluku merupakan sumber komoditas rempah, yang banyak diperjual belikan di pasar Malaka hingga Eropa.
Pada tahun 1512 dimulai ekspedisi menuju The Spice Island (Kepulauan Maluku).
Dalam ekspedisi Maluku kali ini dipimpin oleh Antonio de Abrou, yang didampingi oleh salah satu kapten kapal yaitu Fransisco Serrau.
BACA JUGA: Pasca Bikin Emak-emak di Acara Wisuda Galfok, Kini Ariel Buat Penjual Kopi Terkejut
Armada Portugis kemudian disambut dengan baik oleh penduduk dan Sultan Ternate.
Adapun penyambutan Portugis dilatarbelakangi karena Portugis membeli rempah-rempah dengan nilai diatas harga normal.
Selain itu armada Portugis juga dianggap memiliki kekuatan militer yang kuat sehingga menjadi sekutu Ternate.
Portugis saat itu menjadi sekutu Ternate, karena wilayah tersebut pada waktu itu sedang berkonflik dengan kesultanan Tidore. (*)