Sekilas Sejarah Singapura, Asal Usul Nama Hingga Peran Raffles

Sekilas Sejarah Singapura, Asal Usul Nama Hingga Peran Raffles

Sekilas Sejarah Singapura, Asal Usul Nama Hingga Peran Raffles --visitsingapore.com

RADARLAMPUNG.CO.ID-Meskipun sejarah awal Singapura masih menjadi misteri, ada catatan dari bangsa Tionghoa pada abad ketiga yang menyebutnya sebagai Pu-luo-chung, yang diterjemahkan menjadi ‘Pulau Ujong,’ yang artinya ‘pulau di ujung semenanjung’ dalam bahasa Melayu

Pada saat itu, kota ini dikenal dengan nama Temasek, yang berarti ‘Kota Laut,’ ketika pemukiman pertama didirikan pada tahun 1298-1299 Masehi.

Melansir visitsingapore.com, abad ke-14 melihat pulau kecil yang strategis ini mendapatkan julukan baru. 

BACA JUGA:Subsidi Motor Listrik untuk Masyarakat Umum Belum Bisa Dinikmati, Ternyata Ini Penyebabnya

Menurut legenda, Sang Nila Utama, seorang Pangeran dari Palembang (ibu kota kerajaan Sriwijaya), sedang berburu ketika ia melihat seekor hewan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. 

Menganggap itu sebagai pertanda baik, beliau kemudian mendirikan sebuah kota di tempat hewan tersebut ditemukan dan menamainya Kota Singa atau Singapura. 

Nama ini diambil dari bahasa Sansekerta, dengan "simha" yang berarti singa dan "pura" yang berarti kota.

BACA JUGA:LOGIN Link Saldo DANA Kaget Edisi Senin 11 September 2023, Dapatkan Saldo DANA Gratis Rp 100 Ribu

Kota ini kemudian diperintah oleh lima raja Singapura kuno. Terletak di ujung Semenanjung Malaysia, kota ini menjadi titik pertemuan alami untuk rute pelayaran dari berbagai belahan dunia, mulai dari kapal layar Tiongkok hingga kapal Arab, kapal perang Portugis, dan perahu Bugis.

Singapura modern mulai berakar pada abad ke-19, berkat politik, perdagangan, dan Sir Thomas Stamford Raffles

Pada masa itu, Inggris mencari pelabuhan strategis di wilayah ini untuk mendirikan pangkalan armada niaganya dan mencegah kemajuan Belanda

BACA JUGA:SK Pegawai Bisa Digadai Jadi Pinjaman Dana Rp 50 Juta di Livin by Mandiri, Simak Cara, Syarat dan Ketentuannya

Singapura, yang telah menjadi pos perdagangan utama di sepanjang Selat Malaka, sepertinya menjadi pilihan yang tepat.

Pada tahun 1819, Raffles, yang saat itu menjabat Letnan Gubernur Bencoolen di Sumatera, mendarat di Singapura. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: