Pada pilkada Gubernur tahun 2018, Radar Lampung sendiri pernah menghadiri sebuah seminar besar yang diadakan di Hotel Novotel.
Seminar itu menghadirkan pakar marketing ternama Hermawan Kartajaya. Saat itu secara terbuka, Herman Kartajawa mengaku dibayar oleh SGC.
"Kehadiran saya di sini tidak ada kaitan dengan dukungan calon gubernur. Saya disini dibayar oleh Sugar Grup," ujar Hermawan Kartajaya saat itu.
BACA JUGA: Mengenal Bacan Sebagai Jenis Batu Akik Paling Mahal
Terkait mahar untuk mendapatkan dukungan parpol, sumber ini menyebutkan, nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.
Bahkan, dukungan yang sudah diberikan kepada satu calon, berubah ke calon lain.
"Ya itu. Sebab mahar yang diberikan bisa 2 kali lipat. Jadi tak heran jika arah dukungan itu berubah," ujar sumber ini.
Sebenarnya, keinginan dari petinggi SGC itu adalah memborong semua dukungan partai. Istilahnya memborong semua perahu. Sehingga hanya akan ada calon tunggal.
BACA JUGA: Cek Rekening! Segini Total Tunjangan Pensiunan PNS yang Diterima Janda Duda, Nominalnya Mantap
"Tapi keinginan itu gagal total karena satu partai yang memang sangat kuat, yakni PDI Perjuangan tetap pada sikapnya mendukung calonnya, yakni Herman HN," tegas sumber ini.
Andaikan PDIP saat itu tergoda, sudah barang tentu hanya ada calon tunggal.
"Dan itu pernah terjadi pada saat Pilkada di Tubaba yang akhirnya mengantarkan Umar Ahmad sebagai bupati melawan kotak kosong," paparnya.
Pada dua kali pemilihan gubernur, PDI Perjuangan saat itu memiliki calon kuat, yakni Herman HN yang menjabat walikota Bandar Lampung periode.
BACA JUGA: Catat Waktunya! Tunjangan Pensiunan PNS Langsung Dicairkan, Sekaligus Bonus Tambahan Penghasilan
Berbagai sumber awal, menunjukkan Herman HN memang memiliki tingkat elaktibilitas yang sangat tinggi.
"Jadi sangat wajar jika PDIP saat itu tidak tergoda dengan bujuk rayu mahar yang besar.