Namun pekerjaan tersebut lagi-lagi akan diselesaikan dengan meminta bantuan dari kaum perempuan Asmat.
Sebenarnya tak semua laki-laki Asmat memiliki sifat yang demikian itu.
BACA JUGA: Daftar Negara yang Dilewati Garis Khatulistiwa
Ada juga suami yang mau menemani istrinya bekerja dan mencari makanan untuk keluarga mereka.
Kendati demikian, hal itu rupanya hanya sekedar menemani saja.
Para istri masih harus bekerja keras seorang diri demi menghidupi keluarga mereka.
Tak jarang para istri yang bekerja keras sampai mendayung perahu bahkan menebang pohon.
BACA JUGA: Fakta Menarik Mariana Sebagai Palung Terdalam di Bumi
Di sisi lain, kehidupan para perempuan suku Asmat yang menjadi kisah kelam dibalik ukiran dan pahatan khas suku tersebut.
Untuk ukiran dan pahatannya pun memiliki corak dan motif yang bisa dibilang cukup beragam.
Namun untuk motif dan coraknya yang paling sering digunakan adalah mbis.
Mbis menjadi ukiran dengan corak dan motif pahatan dengan tema nenek moyang yang banyak digunakan oleh para pemahat.
BACA JUGA: 5 Prospek Kerja Lulusan Jurusan Kesehatan Masyarakat yang Menjanjikan
Para pemahat suku Asmat Papua biasanya menggunakan tema nenek moyang sebagai corak dan motif karya tangan mereka.
Corak dan motif itulah yang menjadikan suku Asmat Papua sangat terikat dengan leluhurnya.
Hal itu dilakukan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa masyarakat suku Asmat sangat menghormati leluhur dan tradisi yang diwariskan.