Parahnya lagi, pukulan yang dilayangkan oleh Nabi Musa justru membuat orang Qibthi itu sampai meninggal dunia.
Nabi Musa pun merasa kebingungan sebab membunuh orang Qibthi bukanlah tujuannya.
Maksud dari Nabi Musa hanyalah ingin membela orang dari kaumnya yang didzalimi oleh orang Qibthi yang kafir itu.
BACA JUGA: Demensia dan Gejala yang Harus Diwaspadai
Perasaan Nabi Musa pun mulai resah dan beliau merasa berada dalam kesulitan karena tindakannya.
Nabi Musa lantas bersedih dan langsung bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Beliau langsung bertaubat kepada Allah seraya berdoa dan meminta ampunan-Nya.
Kisah Nabi Musa yang membela kaumnya dari kezaliman orang Qibthi ini dijelaskan dalam Al-Qur’an.
BACA JUGA: Terlihat Sepele Memang, Ini Efek Kebiasaan Tidur Mangap untuk Kesehatan
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashas ayat 15.
“Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya dua orang laki-laki yang berkelahi di kota itu; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Qibthi yang kafir). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya untuk mengalahkan musuhnya, lalu Musa meninjunya dan matilah musuhnya itu. Musa (pun) berkata: “Ini adalah perbuatan setan, sesungguhnya setan itu musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya,” (Q.S Al-Qashas ayat 15).
Adapun doa yang diucapkan oleh Nabi Musa dalam taubatnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Doa yang diucapkan Nabi Musa dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashas ayat 16.
BACA JUGA: Mengenal Batu Akik Spirtus, si Biru yang Cantik Asal Baturaja Sumatera Selatan
“Musa pun berdoa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku”. Maka Allah pun mengampuninya, sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (Q.S Al-Qashas ayat 16).
Namun berita Musa yang memukul orang Qibthi hingga meninggal itu langsung menyebar luas.